Mohon tunggu...
Mudzakkir Abidin
Mudzakkir Abidin Mohon Tunggu... Guru - Seorang guru yang suka menulis

Menulis adalah sumber kebahagiaan. Ia setara dengan seratus cangkir kopi dalam menaikkan dopamine otak. Jika kopi berbahaya jika berlebihan dikonsumsi, namun tidak dengan tulisan, semakin banyak semakin baik buat otak.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pagi Berkabung

11 Mei 2022   13:13 Diperbarui: 8 Juni 2022   19:06 728
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Iya, Ustadzah."

"Braakk" suara keras terdengar dari dalam hammam di mana Afilla berada. Tubuh Atfilla terjatuh ke lantai. Bagian kepalanya terjuntai keluar dari kamar mandi. Tubuhnya kejang-kejang. Semua teman yang melihatnya kaget. Beberapa temannya menjerit ketakutan melihat kondisi Atfilla. Mereka takut Atfilla kenapa-kenapa. Sebagian teman lainnya beriniasitif mengambil handuk. Lalu membawa Atfilla ke kamar.

"Umi...umi...Atfilla jatuh di hammam tadi. Ia kejang-kejang." Teriak Ayu.

"Ada apa, Nak?!" Tanya ummi Fadhilah.

"Ini, Umi, Atfilla..." Belum sempat dijawab sempurna, umi Fadhilah langsung ikut membopong tubuh Atfilla. Mereka semua sigap membantu.

Atfilla siuman. Namun pandangannya belum sepenuhnya pulih. Ia melihat samar-samar beberapa ummi dan temannya yang mengelilinginya menangis di hadapannya. Semua memeluknya saat melihatnya telah siuman.


Kafe Literasi

Setiap istirahat belajar pertama, Atfilla selalu mengunjungi Kafe Literasi untuk memesan minuman dan makanan. Kafe ini menjadi tempat favorit bagi sebagian besar santri untuk menikmati minuman dingin atau roti panggang.

"Pak Atoz, saya pesan dua gelas minuman Thai tea, dan dua porsi roti panggang." Pinta Atfilla pada pada pak Mutallim yang lebih dikenal oleh para santri dengan nama pak Atoz. 

"Siap, Atfilla." Jawab pak Atoz sambil tersenyum.

Aftilla menunggu sekitar 10 menit hingga pesanannya datang. Agak lama, sebab antrian cukup banyak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun