Mohon tunggu...
Mudzakkir Abidin
Mudzakkir Abidin Mohon Tunggu... Guru - Seorang guru yang suka menulis

Menulis adalah sumber kebahagiaan. Ia setara dengan seratus cangkir kopi dalam menaikkan dopamine otak. Jika kopi berbahaya jika berlebihan dikonsumsi, namun tidak dengan tulisan, semakin banyak semakin baik buat otak.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pagi Berkabung

11 Mei 2022   13:13 Diperbarui: 8 Juni 2022   19:06 728
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Tengok ke hati Atfilla jika rindu pada ayah. Ayah ada di situ." Tambah ayah.

Atfilla semakin menangis mendengar jawaban ayah. Tapi tidak ada yang bisa ia lakukan kecuali hanya menangis saat melihat punggung ayahnya menghilang dari balik gerbang.

Atfilla Melakukan Terapi

"Ummi, Atfilla terjatuh di kamar mandi lagi." teriak Umaymah panik. Beberapa ummi keluar dari kamar tergopoh-gopoh. Tubuh Atfilla dibopong ke kamarnya.

Ini kali kedua Atfilla terjatuh di kamar mandi. Akhirnya pihak sekolah menginformasikan pada ayah tentang kejadian itu. Ayah minta ijin untuk mengirim Atfilla ke rumah Oma di Makassar untuk melakukan terapi pengobatan.

Atfilla dibawa ke dokter ahli saraf oleh Oma. Dokter memberi obat untuk dikonsumsi selama tiga Minggu. Tiga Minggu di rumah oma terasa begitu lama bagi Atfilla. Ia sudah sangat kangen kampus, guru, ummi, dan teman-temannya.


"Oma, besok sore bawa aku pulang ke kampus, yah."kata Atfilla pada Oma penuh harap.

"Iya, Nak, kalau kamu sudah merasa baikan, kita bawa kamu pulang ke kampus." Jawab oma.

Bukan kepalang senangnya Atfilla mendengar jawaban oma. Keesokan harinya, di sore hari ia pulang ke kampus diantar oleh Oma.

Gadis Itu Pergi Dengan Indah

"Bangun, Nak" tepuk ummi Fadhilah di kaki Atfilla lembut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun