Mohon tunggu...
Akhmad Rozi
Akhmad Rozi Mohon Tunggu...

Bertutur sapa, berbagi pengetahuan. \r\n\r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pasar Tungging Pelaihari, di Sana Menungging di Sini Menungging

19 Mei 2011   21:05 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:27 697
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

[caption id="attachment_109012" align="alignnone" width="620" caption="Pasar tungging, pembeli menungging, penjual duduk bersila"][/caption]

Dinamakan pasar buah, karena banyak penjual buah. Dinamakan Pasar ikan, karena banyak penjual ikan. Dinamakan pasar sayur, karena banyak penjual sayur. Begitu pula dengan pasar kambing, pasar sapi ataupun pasar ayam, banyak penjual kambing, sapi ataupun ayam. Lantas,pasar tungging apakah tempat berjualan tungging? Jenis apa itu tungging, makanan, peralatan atau apa.

Tungging, bukanlah suatu barang yang diperjualbelikan di pasar. Tungging, merupakan penamaan yang diberikan kepada sebuah pasar dimana pembeli harus menungging bila hendak melihat barang yang akan dibeli. Sedangkan penjualnya, duduk manis, bersila menghadap barang dagangan. Sekali-kali, penjual pun turut menungging bila pembeli agak rewel, minta diambilkan ini dan itu. Dan bila antara pembeli dan penjual saling agresif, dimana pembeli sibuk memilih barang dan penjual sibuk menawarkan barang, maka terjadilah aksi tungging menungging.

Mengapa pembeli perlu menungging. Karena barang yang dijual digelar di atas tanah beralaskan tikar, terpal ataupun terkadang koran. Maka untuk menjangkau barang tersebut, baik penjual ataupun pembeli, harus menungging. Tidak diketahui persis mengapa dan sejak kapan terjadi perubahan kata dari menungging menjadi tungging.

Secara umum perbedaan pasar tungging dengan pasar lainnya, tidak ada perbedaan yang menyolok, Jenis barang yang diperjualbelikan pun, layaknya di pasar pada umumnya. Ada pakaian, aksesoris, makanan bahkan sayuran pun diperjualbelikan di sini. Waktu pelaksanaannya, pada malam hari, seperti pasar malam.

Pasar Tungging Pelaihari, berada wilayah kelurahan Angsau Kecamatan Pelaihari Kabupaten Tanah Laut Provinsi Kalimantan Selatan. Merupakan satu-satunya pasar tungging di Kecamatan Pelaihari. Pasar ini ada setiap malam Jum’at. Kenapa dilaksanakan pada malam Jum’at? Memang terasa agak aneh, karena pada malam ini, banyak dilaksanakan kegiatan keagamaan, mengingat daerah ini cukup kental dengan nuansa keagamaan. Meskipun begitu, anehnya pengunjung tidak pernah sepi.

Lokasi yang ditempatinya, sebetulnya bukanlah lokasi resmi sebuah pasar. Tidak ada papan nama yang bertuliskan bahwa tempat tersebut dinyatakan sebagai sebuah pasar. Pasar Tungging Pelaihari berlokasi strategis, di pinggir jalan provinsi yang menghubungkan Ibu Kota Provinsi Kalimantan Selatan(Banjarmasin)dengan Kabupaten lain yakni Kabupaten Tanah Bumbu dan Kabupaten Kota Baru.

Kedekatan Emosional

Selain sebagai tempat terjadinya transaksi antara penjual dan pembeli, Pasar Tungging Pelaihari, dapat berfungsi sebagai ajang interaksi sosial. Di tengah minimnya tempat hiburan malam, pasar ini pun dapat dijadikan tempat melepaskan kepenatan dan rasa jenuh. Meskipun, tidak disuguhkan acara hiburan ataupun arena permainan. Penjual kaset/CD pun tidak memperdengarkan secara menyolok bila ada pembeli yang ingin mencoba kaset/CD yang hendak dibeli. Mungkin karena malam jum’at. Tetapi di sinilah sebenarnya nilai lebih yang dimilikinya. Karena mampu menciptakan kedekatan emosional satu sama lain.

Bagi anak ABG, pasar tungging mempunyai arti tersendiri. Menjadi ajang untuk menampilkan pementasan diri. ABG perempuan terlihat cantik, karena sebelumnya telah berdandan sedemikian rupa. Begitu pula ABG laki-laki, pun bersolek, agar terlihat ganteng di pentas pasar tungging. Sebagian dari ABG, menjadi pasar tunggung sebagai tempat bertemu dengan pasangannya. Sebagian yang lain, sebagaian besar, sedang dalam proses ‘pencarian’. Oleh karena itu, kegiatan yang dilakukan lebih banyak berjalan ke sana kemari, hilir mudik. Seringkali yang di beli pun, hanya ala kadarnya, terutama barang-barang aksesoris. Ada pula, yang tidak membeli sesuatu sama sekali.

Mereka-mereka yang termasuk kategori dalam‘proses pencarian’ mengelompok bersama teman-temannya. Bila ada yang terpisah dari kelompoknya, muncul teriakan histeris, saling memanggil. Menambah kemeriahan suasana. Bila mereka berjalan, tampak seperti kereta gandeng. Tetapi bila mereka melihat-lihat barang tampak menungging bersama. Itulah pasar tungging. Di sana menungging, di sini menungging.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun