Mohon tunggu...
Akhmad Sujadi
Akhmad Sujadi Mohon Tunggu... Menulis Untuk Indonesia Yang Lebih Baik
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Bukan Pekerja Kantoran

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menikmati Pasar Pagi Kota Dagang, Bobotsari

25 Juni 2020   10:57 Diperbarui: 25 Juni 2020   11:20 855
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pasar Bobotsari (ft. Instagram Grambo)

Bagi pemerjalan dari Purbalingga ke arah Pemalang, setelah tanjakan Sungai Soso akan mendapati tulisan "Selamat Datang Di Bobotsari Kota Dagang". Tulisan dalam sebuah gapura memanjang dengan dominasi warna  hitam itu menjadi penanda kita akan memasuki kota dagang, Kota Bobotasri, Purbalingga, Jawa Tengah.

Pemerjalan bisa memilih jalan  lurus ke arah terminal berlanjut ke Golaga dan Pemalang. Kalau anda memilih belok kanan anda akan tiba di Pasar Bobotsari, ada di kanan jalan dari arah Purbalingga. Disebelah   Pasar Bobotsari ada Pasar Pagi, jualnya lapak-lapak di jalan lingkar. Para pedagang ada yang  berjualan di depan rumah, ditenda-tenda bahkan ada yang ngampar di jalan sejak jam 2 dini hari hingga jam 9 pagi sudah tutup, makanya diberi nama Pasar Pagi. Pasarnya sesaat tapi memberikan banyak nikmat.

Kota Dagang

Sematan Kota Dagang bagi Kota Bobotasri tepat. Sejak dahulu Pasar Bobotsari Sangat terkenal. Saya mengenal pasar sejak usia sekolah. Saat SMP hingga SMA saya biasa mengantar barang dagangan tempe yang dijual  ibu ke pasar dengan dipikul. Buku dan sepatu  dan tas ditaruh dikeranjang. Setelah menata dagangan baru ke sekolah. Pada saat itu Pasar Bobotsari  bangunannya masih  dari kayu jati, konon pasar itu ada sejak jaman penjajahan Belanda.

Pasar Bobotsari Lama (ft. Radar Banyumas)
Pasar Bobotsari Lama (ft. Radar Banyumas)
Meskipun bangunanya dari kayu pasar itu sangat ramai karena semua orang berjualanya di dalam pasar, belum ada trotoar. Selain untuk berjualan berbagai bahan pokok, dulu ada pasar hewan untuk memasarkan sapi, kerbau dan kambing. Bila hari Rabu ada pasar sapi dan kerbau. Bila hari Pon, maka kambing akan dijual di pasar ini. Letak pasar hewan ada di sebelah timur. Bahkan di sebelah sudut pasar hewan  ada rumah pemotongan hewan. Kakek saya almarhum Eyang Ahmad Toyibi menjadi salah satu tukang jagal sapi atau kerbau.

Sebutan Kota Dagang bagi Kota Bobotasri karena banyak orang dari berbagai daerah datang  berjualan di Pasar Bobotsari. Ada kentang Wonosobo, sayuran dari Pratin, berbagai jajanan pasar dari Sokaraja, ada jiwel dari Maribaya, ada pula Tongkol dari Cilacap. Pokoknya mau beli kebutuhan apa saja ada dan harganya terjangkau.

Seiring perkembangan jaman, Pasar Bobotsari mengalami renovasi. Renovasi pertama perubahan  dari pasar kayu ke pasar los dengan atap asbes. Kemudian beberapa tahun belakangan renovasi dari pasar beratap asbes menjadi pasar dengan wajah bangunan lebih modern bila dilihat dari depan. Maunya menjadi pasar tradisionil bersih, namun perlu usaha keras dan perlu kepeduliaan semua stakeholder.

Pada saat renovasi dari pasar kayu ke pasar beratap asbes,  direlokasi pasar hewan ke Gandasuli, namun pasar hewan itu kini mati. Saat ini untuk memasarkan hewan bagi warga Purbalingga  adanya di Sokaraja pada hari Sabtu dan Pasar Hewan Dongkal pada hari Minggu. Berbeda dengan sekarang, dulu untuk menjual hewan petani harus mengging hewanya berjalan kaki, saat ini hewan naik truk.

Ketika renovasi  kedua pengelola pasar menampung pedagang di dua tempat. Pertama  di jalan lingkar pasar, sebagain di lahan dekat terminal. Pasar pagi lebih dominan untuk pasar sayur mayur dan makanan dari tradisional hingga makanan nikmat. Sedangkan yang berjualan  pakaian dan barang kelontong lainnya ditampung di dekat terminal bus.

Geliat Pasar Pagi Dan Kenikmatanya

images-6-5ef42431d541df1b3a11d9a2.jpg
images-6-5ef42431d541df1b3a11d9a2.jpg
Sejak ada Pasar Pagi geliat ekonomi warga mulai memberikan keberkahan bagi warganya, pedagang, pemilik toko, tukang sapu, tukang pasang/bongka meja lapak, tukang parkir semua mendapat rezeki di pagi hari di Pasar Pagi.

Para pedagang dari daerah sekitaran pasar umumnya perajin berbgai kue. Ada apem, onde-onde, mendoan hingga bubur ayam semua tersedia. Mereka membuatnya sejak malah dan ketika pagi sebelum subuh mereka sudah tiba dan menjajagakan dagangnya. Dari Pasar Pagi Bobotsari desa-desa disekitarnya menjadi industry rumahan yang membangunkan negeri.

Menjelang subuh sekitar pukul 3 dini hari meraka sudah mengambil makanan dari rumah-rumah yang memproduksi berbagai jenis makanan. Lalu pedagang makanan dari Sokaraja, sudah tiba menumpang Bus Ragil Jaya jurusan Purwokerto-Pemalang yang setia membawa dagangan barang RMT (ringan makan tempat). Barangnya banyak ongkosnya murah.

Pada pagi hari para pedagang umumnya melayani para bakulan (sebutan untuk pelanggan rutin). Bakulan ini umumnya pedagang sayur mayur keliling di kampong-kampung yang kini tumbuh di seantero negeri. Mereka dengan sepeda motor setiap hari mengambil dagang ke semua pedagang di pasar. Sepeda motor mereka dibuatkan rak. Mereka sudah punya wilayah masing-masing, sehingga pedagang keliling ini menjadi kepanjangan tangan pasar hadir ke rumah.

 Bagimana kita orang awam menikmati Pasar Pagi Bobotsari? Datanglah sedikit siang sekitar pukul 6 hingga pukul 7 pagi ketika para pedagang selesai melayani para bakulan, kita bisa menikmati berbagai makanan khas dari Banyumas. Sayangnya untuk tempat makan di lokasi tidak ada yang nyaman. Jadi akan lebih baik bila kita membeli untuk dimakan di rumah.

Keberadaan Pasar Pagi Bobotsari sulit dikembalikan ke situasi awal dengan memfungsikan jalan secara tertib. Pasar Pagi telah menjadi magnet bagi warga dan menjadi sumber rezeki bagi banyak orang. Pasar Pagi mesti diuri-uri karena bawa rezeki. Pasar Pagi, toh hanya ada di pagi hari. Untuk memfungsikan jalan secara normal bisa menunggu waktu siang. Pasar Pagi Denyut Ekonomi Bobotsari. Pasarnya selalu ramai melebihi pasar asli yang makin sepi. ***

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun