Mohon tunggu...
Akhmad Mukhlis
Akhmad Mukhlis Mohon Tunggu... Dosen - Gandrung Sepak Bola, Belajar Psikologi

4ic meng-Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

FOMO, Alasan Kita Tidak Berhenti Mengunyah Sampah Informasi

24 Maret 2022   15:01 Diperbarui: 25 Maret 2022   21:17 1273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Fomo (Sumber: diego_cervo sumber sains.kompas.com)

Saat kita mulai mengubah perspektif, kita bisa berhadapan dengan FOMO. Ini langkah awal, daripada berfokus pada kekurangan, cobalah perhatikan apa yang telah kita miliki. Ini lebih mudah diucapkan daripada dilakukan di media sosial, di mana kita mungkin dibombardir dengan gambar hal-hal yang tidak kita miliki, tetapi itu bisa dilakukan.

Medsos memberikan kita opsi untuk menuntun mereka ke algoritma kecerdasannya. Pilih saja sesiapa yang ingin anda ikuti yang membuat nyaman, ubad feed untuk mengurangi pemicu FOMO. Langkah selanjutnya adalah identifikasi, jenis informasi apa saja yang membuat perubahan emosional kita. 

Sejatinya, hanya diri kita sendiri yang tahu apa saja yang layak kita konsumsi dan apa yang tidak layak. Saat melihat informasi yang tidak layak, segeralah bertindak. Hilangkan atau rekomendasikan untuk tidak melewati beranda medsos kita.

Bermain medsos adalah cara kita menuruti perintah otak kita untuk terhubung secara sosial. Mengapa otak mengaktifkan keinginan untuk terhubung secara sosial? 

Sebuah ulasan menarik diutarakan Cacioppo dan dua orang koleganya dalam sebuah tulisan yang berjudul Toward a neurology of loneliness, manusia adalah makhluk yang takut akan kesepian, manusia membutuhkan perasaan memiliki. 

Sayangnya medsos menghubungkan kita tidak secara nyata. Sekarang, tinggal pilih, apakah kita ingin terhubung dan memiliki secara virtual atau nyata?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun