Kedua soal perang berkepanjangan antara Ukraina dan RusiaÂ
Ketegangan antara Ukraina dan Rusia masih belum menemukan titik perdamaian, dimana perang dua negara tersebut sangat berpengaruh terhadap regulasi ekonomi secara global.
Para pengamat memprediksikan akan dampak dari perang Ukraina dengan Rusia ini akan menyebabkan harga-harga komoditas pangan akan terus melonjak hingga akhir tahun 2022.
Inilah yang cukup di khawatirkan bagi negara-negara berkembang akan terjadinya krisis global akibat terjadinya perang antara Ukraina dan Rusia.
Perang akan menyebabkan terjadinya lonjakan harga komoditas pangan yang memang secara mendasar menjadi kebutuhan manusia untuk melanjutkan hidup dan kehidupan.
Oleh karenanya adanya KTT Presidensi G 20 ini menjadi harapan bagi negara-negara berkembang, agar supaya pemulihan ekonomi secara global menjadi stabil dan harga komoditas pangan menjadi terjangkau, terutama soal pupuk yang merupakan pendorong terhadap proses penghijauan itu sendiri.
KTT Presidensi G 20, dan Antisipasi Krisis Pangan
Bumi Nusantara ini yang memiliki kekayaan akan Sumber Daya Manusia (SDM) dan sumber daya alam (SDA) sudah waktunya melakukan terobosan baru dengan konsep yang komprehensif soal pertanian untuk menciptakan swasembada pangan.
Swasembada pangan menjadi problem krusial bagi suatu negara sebab, bahan mentah hasil dari alam menjadi suatu kebutuhan bagi negara, tidak hanya di dalam negeri, namun juga luar negeri.
Pertemuan kepala negara pada KTT Presidensi G 20, harus menjadi spirit pemulihan ekonomi secara global yang berdampak cukup luas, tidak hanya bagi Indonesia namun juga bagi negara-negara yang sedang berkembang.
Disinilah kemudian kehadiran pemerintah mendorong sistem pertanian kita dengan konsep yang komprehensif untuk mengantisipasi terjadinya krisis pangan akibat ketidakstabilan perekonomian secara global.