Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia. Buku: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri. BT 2022. KOTY 2024.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Ada Burger dan Sandwich, Kapan Ada Pangan Lokal MBG?

11 Oktober 2025   20:05 Diperbarui: 12 Oktober 2025   06:54 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Burger di menu MBG. (koleksi AKBAR PITOPANG)

Kembali ke dapur MBG, rutinitas mereka tiap pagi bukan hal yang mudah. Dari menyiapkan bahan, memasak dalam jumlah besar, memastikan kebersihan, hingga pengantaran tepat waktu ---semuanya butuh koordinasi dan komitmen tingkat tinggi.

Tak heran jika keberhasilan program ini juga bergantung pada kerja sama antara sekolah, penyedia, dan dinas terkait. Setiap unsur punya peran penting agar makanan yang sampai di tangan murid benar-benar aman dan bergizi.

Keamanan pangan menjadi hal yang tidak bisa ditawar. Hingga kini, alhamdulillah, selama dua pekan berjalan belum ada kasus keracunan atau keluhan dari siswa. Ini menjadi indikator bahwa sistem pengawasan masih, berjalan baik.

Sandwich di menu MBG. (koleksi AKBAR PITOPANG)
Sandwich di menu MBG. (koleksi AKBAR PITOPANG)

Namun tetap saja evaluasi perlu dilakukan secara berkala. Misalnya, terkait rasa, penyajian, atau variasi menu. Anak-anak punya selera yang dinamis. Kehadiran MBG sebenarnya lebih dari sekadar memberi makan. Ia juga mendidik anak belajar menghargai makanan, mengenal aneka bahan pangan, hingga terbiasa menghabiskan porsi tanpa menyisakan.

Perilaku makan sehat perlu dibentuk sejak dini. MBG juga memperkuat rasa kebersamaan. Ketika semua murid makan bersama pada waktu yang sama maka ada rasa setara dan tidak ada yang merasa "kurang". Ini nilai sosial yang tak kalah penting.

Anak-anak yang dulu sering jajan sembarangan kini lebih memilih menunggu MBG karena selain dari uang pajak, juga "lebih enak dan sehat"

Atau kisah guru yang merasa bahagia karena muridnya kini tampak lebih semangat belajar setelah dapat MBG. Energi positif seperti ini adalah dampak nyata yang mungkin tak tertulis dalam laporan resmi tapi terasa di ruang kelas.

Harapannya, setiap Jumat tidak hanya jadi hari "menu ringan" tapi juga jadi refleksi untuk mengingat betapa pentingnya makan bergizi dan menghargai apa yang tersaji di depan mata. Dan siapa tahu, di Jumat-jumat berikutnya akan ada kejutan lain. Mungkin roti isi abon papua, atau sushi isi rendang.

Apapun bentuknya MBG itu selama memenuhi prinsip bergizi, higienis, dan ramah lingkungan maka semua patut disambut dengan antusias.

Dan kini, sembari menutup pekan kedua dengan senyum kenyang dan hati gembira. Satu pertanyaan sederhana pun menggelitik. Kira-kira Jumat depan, dapur MBG akan menghadirkan kejutan apa lagi, ya? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun