Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia. Buku: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri. BT 2022. KOTY 2024.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kebaikan Sesama Penumpang Prioritas Berbagi Tempat Duduk Prioritas

4 September 2025   10:12 Diperbarui: 4 September 2025   10:12 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kursi prioritas menjadi cermin peradaban di transportasi umum. (Foto: Akbar Pitopang)

Transportasi umum bukan sekadar alat perpindahan dari satu tempat ke tempat lain. Ia adalah ruang sosial yang mempertemukan beragam karakter manusia. Dari sinilah kita bisa menilai seberapa tinggi kualitas moral sebuah masyarakat.

Banyak yang mengatakan bahwa wajah peradaban bisa dilihat dari bagaimana warganya memperlakukan fasilitas publik. Jika tertib, rapi, dan penuh rasa hormat, maka bisa dipastikan masyarakat itu memiliki kualitas etika yang baik.

Transportasi umum, mulai dari bus kota, kereta, MRT, LRT, hingga angkutan kecil seperti angkot, menjadi arena untuk menguji apakah masyarakat mampu menempatkan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi.

Salah satu indikator penting dalam hal ini adalah bagaimana masyarakat memperlakukan kursi prioritas. Kursi sederhana, tapi maknanya sangat besar.

Kursi prioritas memang dirancang bukan untuk sembarang orang. Ia diperuntukkan bagi lansia, penyandang disabilitas, ibu hamil, dan ibu yang membawa anak kecil.

Sayangnya, tidak sedikit masyarakat yang pura-pura lupa. Ada yang sengaja menunduk memainkan ponsel, pura-pura tertidur, atau bahkan mengabaikan keberadaan penumpang prioritas yang jelas-jelas berdiri di hadapan mereka.

Fenomena ini menunjukkan bahwa kesadaran etika masih menjadi PR besar dalam kehidupan perkotaan masyarakat modern. Teknologi boleh maju, infrastruktur boleh canggih, tetapi jika manusianya tidak beretika maka semuanya kehilangan nilai.

Namun, dibalik itu semua ada kisah-kisah inspiratif yang muncul. Kisah yang membuktikan bahwa kebaikan masih ada. dan empati belum sepenuhnya hilang dari diri masyarakat.

Pernah suatu ketika terlihat seorang ibu muda yang menggendong anaknya yang sudah tertidur lelap di Trans Metro Pekanbaru (TMP). Ia menempati kursi prioritas tetapi saat melihat seorang kakek masuk dengan tubuh renta, ia berdiri dan mempersilahkan sang kakek untuk duduk.

Pemandangan seperti ini sangat jarang terjadi namun sungguh luar biasa. Sebuah contoh nyata tentang ketulusan dan keikhlasan yang mampu menggugah hati siapapun yang melihatnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun