Sebagian dari kita masih berpikir bahwa kuliah = pekerjaan. Padahal, dunia tak lagi sesederhana itu. Kompetisi kini begitu ketat.
Terlebih, mindset masyarakat kita masih dominan ke arah menjadi pekerja atau karyawan. Jarang yang benar-benar menyiapkan diri untuk jadi pencipta lapangan kerja.
Tak heran jika posisi yang tersedia selalu diperebutkan, sementara yang menciptakan posisi itu bisa dihitung jari.
Fenomena ini menyempitkan peluang, menciptakan ketimpangan, dan akhirnya menumpuk jumlah pengangguran dari tahun ke tahun.
Pendidikan tinggi seharusnya tidak semata tentang gelar. Ia harus menjadi bekal mental, pola pikir, dan keterampilan untuk menjawab tantangan zaman.
Dunia kerja terus berubah. Hari ini, teknologi berkembang sangat cepat. Bahkan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) sudah mulai menggantikan banyak peran manusia.
Kita tidak bisa terus-terusan memakai pola lama untuk dunia yang sudah berubah. Kalau tidak beradaptasi, kita akan tergilas.
Oleh karena itu, penting bagi generasi muda untuk mulai memahami tren pasar kerja masa depan.
Inovasi, kreativitas, dan kemampuan berpikir kritis adalah skill utama yang dibutuhkan. Bukan sekadar hafalan teori.
Sayangnya, sistem pendidikan kita belum sepenuhnya mampu membentuk lulusan yang agile dan adaptif terhadap perubahan zaman.
Yang terjadi malah banyak mahasiswa yang lulus dengan "blank skills". Nilai tinggi, tapi tak tahu harus berbuat apa di dunia nyata.