Kehadiran guru BK perlu diperkuat. Sekolah harus mengembangkan ekosistem yang memungkinkan siswa mengenali dan menggali potensinya sedini mungkin.
Kembalinya penjurusan SMA menjadi momentum reflektif bagi sekolah-sekolah untuk memperbaiki ekosistem belajar. Ini adalah kesempatan untuk menghadirkan pendidikan yang lebih adaptif, kontekstual, dan memberdayakan siswa.Â
Kita perlu mengedepankan prinsip bahwa setiap anak itu unik. dan pendidikan harus merayakan keberagaman potensi supaya tidak menyamaratakannya.
Hmm.. penjurusan SMA hanyalah alat. Yang lebih penting adalah bagaimana sistem pendidikan membekali siswa dengan lifelong learning, karakter tangguh, dan semangat untuk terus berkembang.Â
Karena dunia berubah cepat. dan sejak awal anak SMA ini mesti siap sedia supaya mampu menjawab tantangan tersebut.
Penjurusan seharusnya membantu siswa menjadi versi terbaik dari dirinya. bukan menjadi label yang membatasi langkah mereka.
Penjurusan bukan akhir melainkan awal dari perjalanan panjang yang harus dilalui dengan kesadaran, kesiapan, dan keyakinan penuh.
Bikin Galau dan Potensi Salah Jurusan
Memilih jurusan di SMA/MA bukan sekadar memilih antara IPA, IPS, Bahasa, atau Agama. Ini adalah titik awal dari proses panjang bernama penemuan jati diri. Sayangnya, banyak siswa yang belum siap menghadapi pilihan ini.Â
Usia remaja adalah fase eksplorasi yang sarat dengan kebimbangan dan pencarian makna. Tidak heran jika banyak dari siswa ini akhirnya memilih jurusan bukan karena keyakinan dan keputusan matang. melainkan karena tekanan pertemanan, tren lingkungan, atau bahkan gengsi semata.
Masa SMA acapkali dianggap sebagai masa paling indah dalam hidup. namun, di balik euforia itu tersimpan fase penentuan keputusan besar yang dapat berdampak jangka panjang.Â