Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia 📖 Omnibus: Cinta Indonesia Setengah 2013 Jelajah Negeri Sendiri 2014 | Best Teacher 2022 Best In Specific Interest Nominee 2023 | Ketua Bank Sampah Sekolah | Teknisi ANBK | Penggerak KomBel

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Gaya Hidup Kekinian yang Serba Manis, Mari Cegah Risiko Gula Darah Tinggi

27 September 2022   14:30 Diperbarui: 28 September 2022   09:06 570
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Ilustrasi minuman manis dari Thinkstock via Kompas.com 

Topik Pilihan yang kali ini dibahas di Kompasiana sangat relevan sekali dengan kondisi masyarakat dunia yang dibayang-bayangi oleh ancaman gula darah tinggi yang terus terjadi di seantero dunia tidak hanya di Indonesia.

Ya, memang benar bahwa ini adalah fakta dan realitas yang telah terjadi apalagi untuk kondisi sekarang ini di mana di luar sana dipenuhi oleh makanan dan minuman yang serba manis di mana-mana.

Ditambah dengan pola hidup masyarakat kekinian yang semakin jauh dari pola hidup sehat yang dicita-citakan.

Maka jangan heran jika saat ini semakin banyak saja pasien yang terkena berbagai penyakit komplikasi akibat gula darah tinggi.

Diabetes Mellitus (DM) merupakan salah satu penyakit kronis yang disebabkan oleh kadar gula darah tinggi serta menjadi penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Bahkan jumlah pasiennya terus meningkat setiap tahun. 

Salah satu penyebab timbulnya penyakit diabetes adalah obesitas yang tidak segera ditangani. Pada pasien prediabetes, ditandai dengan gula darah yang naik, gula darah puasa berkisar 100-125 dan gula darah setelah makan yakni 140<200.

Pola Hidup Kekinian yang Serba Manis

Kini masyarakat dikelilingi oleh berbagai makanan, panganan serta bahan/sumber makanan yang bersifat manis.

Baik yang dimasak sendiri di rumah maupun hasil produksi pabrikan. berbagai jenis makanan dan minuman manis mengintai kita semua untuk mengonsumsinya setiap hari.

Jika ditanya, siapa saja yang suka makanan manis? Saya yakin semuanya pasti akan menunjuk tangan tanda penyuka makanan manis.

Karena memang, kita semua pasti suka rasa manis. sebuah rasa makanan atau minuman yang membawa efek menenangkan bagi diri ketika rasa tersebut menyentuh indera perasa atau lidah kita.

Sepertinya tidak akan ada seorang pun yang menolak ketika disuguhi makanan manis kecuali dia sudah tahu bahwa dia dalam ancaman gula darah tinggi.

Di rumah sendiri mungkin pun orangtua kita mungkin juga sering menyajikan berbagai makanan manis. Bahkan sejak kecil pun pada bayi juga sudah dicekoki dengan makanan manis berupa susu formula dengan kandungan gula yang tergolong tinggi.

Akibatnya anak-anak ketika dalam masa pertumbuhannya selalu cenderung hanya mau memasukkan makanan yang rasanya manis ke dalam mulutnya.

Maka tak jarang kita menemukan banyak sekali anak-anak yang anti minum obat karena rasa pahit walaupun sedang sakit yang parah sekalipun.

Ketika kita pergi keluar rumah, kita akan diteror oleh berbagai makanan dan minuman manis yang berada di depan mata kita semuanya.

Pola hidup yang serba manis ini pun juga dipengaruhi oleh gaya hidup kekinian yang berkembang di media sosial.

Bahwa saat ini anak-anak muda merasa bangga ketika bisa mampir di cafe lalu memposting makanan dan minuman manis yang dinikmatinya bersama teman-temannya yang lain.

Dalam segi marketing pun sangat gencar dilakukan oleh para pelaku bisnis makanan dan minuman manis yang mengiming-imingi calon pelanggannya dengan diskon atau potongan harga. 

Maka hal itulah yang membuat keberadaan makanan dan minuman manis menjadi sangat menggiurkan sehingga hasrat untuk mengonsumsinya menjadi sulit untuk dibendung.

Pada akhirnya banyak sekali saat ini pasien yang terkena berbagai penyakit yang disebabkan oleh faktor gula darah yang tinggi.

Semua kalangan dari berbagai latar belakang saat ini menjadi rentan terkena penyakit yang disebabkan oleh gula darah tinggi.

Mungkin penyakit yang paling dominan terjadi akibat gula darah tinggi yakni obesitas dan diabetes.

Diabetes merupakan masalah besar di Indonesia. Ancaman terkena diabetes tidak hanya dihadapi oleh kelompok usia dewasa, tapi penyakit ini juga dapat mengancam anak-anak. 

Dari perwakilan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyebutkan prevalensi Diabetes Melitus pada anak di Indonesia jumlahnya terus meningkat, didominasi remaja berusia 10-12 tahun serta anak berusia 5-6 tahun.

Ilustrasi kadar gula darah (safriibrahim via Kompas.com)
Ilustrasi kadar gula darah (safriibrahim via Kompas.com)

Mari Mencegah Risiko Terkena Gula Darah Tinggi

Banyak diantara kita semua yang acuh dengan ancaman gula darah tinggi. Banyak yang tidak merasa khawatir lantaran mungkin saja belum ada tanda-tanda akan terkena penyakit yang disebabkan oleh gula darah yang tinggi.

Termasuk pula belum dilakukan pemeriksaan terhadap kadar gula yang terkandung dalam darah.

Padahal sejatinya upaya pencegahan primer harus dilakukan secepatnya sejak prediabetes agar tidak menimbulkan masalah kesehatan lain seperti komplikasi jantung selain tentunya diabetes itu sendiri. 

Kita semua harus bisa melakukan langkah-langkah preventif karena dengan cara ini jauh lebih efisien dan efektif untuk menghindari ancaman penyakit yang disebabkan gula darah tinggi daripada kita menunggu sudah jatuh sakit dulu.

Salah satu upaya pencegahan primer adalah dengan menjaga berat badan ideal. Dengan menjalani diet rendah kalori maka kita akan memperoleh hasil tekanan darah, gula darah dan kolesterol turun.

Kita semua hendaknya sudah harus sadar bahwa pola hidup sehat itu adalah kunci keberlangsungan hidup kita di dunia ini. Ada beberapa hal penting dibawah ini yang harus kita lakukan agar dapat menurunkan resiko terkena gula darah tinggi serta berbagai penyakit komplikasinya.

1. Membatasi mengonsumsi makanan dan minuman manis

Masyarakat saat ini sudah terbiasa dengan perilaku konsumtif sehingga untuk meninggalkan kebiasaan mengkonsumsi makanan dan minuman manis memang menjadi sebuah cobaan yang berat.

Kami sendiri juga tak luput dari godaan makanan dan manis ini. Karena kami juga sering dan sangat suka mengkonsumsinya.

Hanya saja kita harus sadar dan menekankan pada diri kita bahwa ancaman gula darah tinggi itu adanya nyata adanya.

Ketika kita sudah terbiasa mengonsumsi makanan dan minuman manis, maka memang tak mudah untuk meninggalkan kebiasaan tersebut. Namun yang perlu kita lakukan adalah melakukan tindakan pembatasan. 

Siapa bilang kita dilarang makan makanan manis, yang benar adalah membatasinya. Terutama bagi anak muda yang kini suka ikut-ikutan mampir di berbagai tempat tongkrongan dengan membeli makanan dan minuman manis.

Selain harganya yang cenderung mahal, ternyata mengandung risiko penyakit yang disebabkan olehnya. Dan harga untuk membayar pemulihan kesehatan saat ini tidaklah murah.

Jika sedari dini anak muda sudah terkena penyakit yang disebabkan oleh gula darah yang tinggi tentu ia akan menjadi tidak produktif lagi.

2. Rutin berolahraga dan menjaga berat badan 

Meskipun saat ini kita masih rutin mengonsumsi makanan dan minuman manis maka yang wajib kita lakukan selanjutnya yakni menjaga berat badan dengan cara rutin berolahraga.

Olahraga adalah mindset bukan bentuk atau jenisnya.

Inti dari kegiatan berolahraga adalah menggerakkan badan agar menghasilkan keringat. Maka banyak cara sederhana yang bisa kita lakukan agar mencapai definisi dari olahraga ini.

Hal yang paling penting adalah mengelola pola hidup, jangan lupa rutin melakukan aktivitas fisik dan jaga pola makan.

Lalu, intinya adalah: jangan mager!

Ilustrasi berat badan, hidup sehat (Shutterstock/Bigwa11 via Kompas.com)
Ilustrasi berat badan, hidup sehat (Shutterstock/Bigwa11 via Kompas.com)

3. Mengetahui kerentanan melalui riwayat keluarga

Kerentanan terkena gula darah tinggi juga dipengaruhi oleh faktor gen atau keturunan. Ketika ada orangtua yang terkena diabetes misalnya maka anak-anaknya juga rentan terkena hal yang sama.

Oleh sebab itu, kita yang ada saat ini perlu menggali riwayat penyakit yang dialami oleh anggota keluarga kita terdahulu. mulai dari orangtua kita sendiri, lalu kepada nenek, orangtua dari nenek, dan seterusnya.

Tujuan mengetahui riwayat kerentanan tersebut menjadikan kita menjadi lebih berhati-hati untuk tetap menjaga kondisi gula darah dalam keadaan terkontrol.

4. Segera memeriksakan diri ke dokter

Ketika ada tanda atau gejala penurunan saturasi kesehatan yang mengarah kepada penyakit gula darah tinggi maupun penyakit-penyakit bawaannya maka kita perlu segera memeriksakan ke dokter untuk mengetahui jawaban pasti.

Bahkan selayaknya kita harus menyempatkan diri untuk melakukan pemeriksaan dokter walaupun kita merasa saat ini masih dalam kondisi sehat dan baik-baik saja.

Mungkin hal mudah yang bisa dilakukan adalah melakukan medical check up (MCU) ketika masih dalam kondisi sehat seperti saat ini.

Ilustrasi pemeriksaan gula darah, pasien diabetes. Penyakit diabetes dapat memicu berbagai penyakit lain (SHUTTERSTOCK/Proxima Studio via Kompas.com)
Ilustrasi pemeriksaan gula darah, pasien diabetes. Penyakit diabetes dapat memicu berbagai penyakit lain (SHUTTERSTOCK/Proxima Studio via Kompas.com)
5. Mengecek kalori pada makanan dan minuman kemasan

Saat ini kita tidak bisa lepas dari yang namanya makanan dan minuman kemasan yang dijual bebas di berbagai ritel, pusat perbelanjaan, minimarket hingga kedai harian depan rumah.

Minuman kemasan buatan industri yang diproduksi secara masal dan dijual di minimarket sekitar tempat kita tinggal.

Ketika hendak membeli minuman kemasan berperisa manis tersebut hendaklah kita membiasakan diri untuk membaca jumlah kalori tiap sajian yang ada pada minuman manis dalam kemasan.

6. Donor darah

Donor darah dapat memberikan banyak manfaat bagi kesehatan tubuh. Selain menyelamatkan nyawa orang yang membutuhkan pertolongan darah, pendonor akan menjadi semakin sehat.

Karena aktivitas donor darah yang dilakukan maka darah baru akan diproduksi sehingga darah menjadi sehat.

Selain itu, saat mengiktui kegiatan donor darah biasanya juga ada pemeriksaan gula darah secara cuma-cuma atau gratis bagi para pendonor.

Maka sebagai pendonor hendaknya bisa memanfaatkan momen tersebut untuk mengecek kadar gula darah pada tubuh.

Saat penulis melakukan donor darah pada beberapa waktu yang lalu, kami juga berkesempatan untuk melakukan pemeriksaan kadar gula darah dengan hasil pemeriksaan diketahui bahwa kadar gula darah kami masih normal. Alhamdulillah.

***

Marilah kita sama-sama untuk selalu lebih berhati-hati dalam mengonsumsi makanan dan minuman manis.

Pola hidup konsumtif dan serba manis yang ditawarkan saat ini harus diimbangi dengan pola hidup sehat dan terkontrol.

Agar kadar gula darah terkontrol, kita harus melakukan manajemen pada diri guna monitoring kadar gula darah, pemberian nutrisi tubuh dari asupan yang terkontrol, rajin melakukan aktivitas fisik serta edukasi seumur hidup.

-------------------------

Salam berbagi dan menginspirasi.

[Akbar Pitopang]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun