Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia 📖 Omnibus: Cinta Indonesia Setengah 2013 Jelajah Negeri Sendiri 2014 | Best Teacher 2022 Best In Specific Interest Nominee 2023 | Ketua Bank Sampah Sekolah | Teknisi ANBK | Penggerak KomBel

Selanjutnya

Tutup

Pulih Bersama Pilihan

Momentum Presidensi G20: Pentingnya Ekonomi Inklusif bagi Indonesia dan Dunia

31 Juli 2022   23:22 Diperbarui: 31 Juli 2022   23:35 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Disamping itu, banyak juga para pekerja termasuk golongan pemuda yang mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK) oleh perusahan. Akibat dari perusahaan banyak yang pesimis jika budgeting untuk penggajian para pekerja lebih besar ketimbang pendapatan produksi barang dan jasa.

Walau demikian, anak muda tidak berkecil hati. Banyak anak muda yang terus berupaya mencari peluang bisnis. 

Jika pun di kota sepertinya agak susah untuk mendapatkan peluang karena tingginya persaingan, akhirnya anak muda tersebut kembali ke kampung.

Tidak perlu jauh-jauh untuk menengok dampak kebekuan ekonomi yang terjadi di masa pandemi. Sepupu kami juga terdampak dan akhirnya pulang ke kampung.

Sebenarnya banyak peluang yang bisa dikembangkan di kampung. Selain sumber daya yang melimpah, persaingan juga tidak terlalu ketat. Tinggal bagaimana menjadi lebih kreatif sehingga peluang ekonomi memberikan dampak yang signifikan.

Dengan adanya kebijakan fiskal yang didistribusikan oleh Bank Indonesia seperti melalui kredit usaha rakyat yang dapat diakses oleh anak muda menjadikan mereka memiliki peluang untuk bangkit.

Sepupu kami bisa menjadi salah satu contoh anak muda yang mampu memanfaatkan peluang yang ada tersebut dengan membangun iklim usaha sesuai pangsa pasar yang ada.

Melalui kredit dengan bunga rendah, usaha yang dijalankan berjalan dengan baik, dan terus merangkak maju hingga kini.

Bahkan hanya dalam kurun waktu 2 tahun, ia sudah bisa membangun rumah dengan budget sekitar 350 juta. Kalau di kampung, dana sebanyak itu sudah bisa membangun rumah besar dan tampilan yang mewah.

Dan yang paling menarik adalah ia dapat pula merekrut karyawan yang notabene merupakan anak muda juga. Sehingga anak muda secara bersama-sama saling bekerjasama membangkitkan ekonomi Indonesia secara pasti dan terarah.

Itulah bukti sederhana tentang ekonomi inklusif yang terjadi di kalangan anak muda. Berkat kemudahan yang diberikan pemerintah dan Bank Indonesia, pemuda dapat terus bangkit dan ikut berperan memajukan ekonomi Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pulih Bersama Selengkapnya
Lihat Pulih Bersama Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun