So...., here we are.
Diciptakanlah berbagai misteri yang akan selalu membuat kita ternganga-nganga dalam kebingungan dan ketakjuban. Terheran-heran dengan betapa banyaknya hal-hal yang ternyata kita tidak punya pengetahuan sama sekali. Senantiasa merasa betapa kecil, tanpa daya dan tidak berartinya kita jika dibandingkan sang Maha Pencipta.
Dibuatlah aneka peraturan untuk mengatur kehidupan kita. Baik-buruk. Salah-benar. Nabi-setan. Surga-neraka.
Dibuatlah berbagai batasan dan kelemahan supaya kita selalu mengingat-Nya. Sehat-sakit. Sedih-bahagia. Pintar-bodoh. Hidup-mati.
Dan kemudian, terciptalah sebuah permainan besar di mana manusia yang menjadi pemeran utamanya dan bumi ini sebagai panggung utamanya.
So...., now we know, why we’re here.
We’re created, not because He needed us to take care of the world.
We’re created, not because He wanted us to take care of the world.
We’re created, simply because He’s got nothing else to do.
We’re created...... because He needs something to play with.
So...in other words..., we’re nothing...., but God’s toys.
Saya kira, sekarang anda sudah punya terjemahan lain untuk jargon “Betapa tidak berartinya kita di hadapan Tuhan”.
So. Sampai di mana kita?
Kita sudah tahu Dia ada, kita sudah mengakui Dia berkuasa, dan kita juga sudah paham betapa tidak berartinya kita ini bagi-Nya. Jadi, apa yang harus kita lakukan?
Apakah kita akan unjuk rasa?
Apakah kita akan melakukan boikot atau embargo?
Apakah kita akan mengajukan tuntutan? Somasi? Mem-persona non grata-kan Tuhan?
Pertanyaan tolol.