Mohon tunggu...
Akaha Taufan Aminudin
Akaha Taufan Aminudin Mohon Tunggu... Sastrawan

Koordinator Himpunan Penulis Pengarang Penyair Nusantara HP3N Kota Batu Wisata Sastra Budaya SATUPENA JAWA TIMUR

Selanjutnya

Tutup

Hukum

Menuju Kemandirian dan Energi Hijau

16 Oktober 2025   16:42 Diperbarui: 16 Oktober 2025   16:42 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo Denny JA Ketua Umum SATUPENA PUSAT 

Zaman telah berubah.
Kini kecerdasan buatan menentukan lokasi pengeboran terbaik, drone memantau pipa, dan algoritma memprediksi kebocoran bahkan sebelum terjadi.

Namun teknologi hanyalah alat.
Yang terpenting tetap niat manusia yang menggunakannya.

Dunia usaha juga diajak ikut serta---bukan sekadar investor, tetapi mitra bangsa.
Energi yang adil tidak lahir dari kompetisi, melainkan dari kolaborasi yang saling memperkuat.

-000-

Menjadi Pelopor Energi Rendah Karbon

Ada satu bab baru yang membuat roadmap ini berbeda:
Indonesia tak hanya mengejar jumlah minyak, tetapi juga mengejar kesucian udara.

Menjadi pelopor energi rendah karbon berarti membuktikan bahwa kemajuan dan kelestarian bisa berjalan seiring.
Produksi meningkat, tetapi bumi tidak semakin luka.

Langkah awal dimulai di PT Badak LNG, Kalimantan Timur---pusat inovasi energi hijau.
Salah satunya: konversi CO menjadi DME (Dimethyl Ether) dan metanol, bahan bakar bersih pengganti LPG.

Di sini, karbon tidak lagi dianggap musuh, tetapi bahan mentah kehidupan baru.
Asap diubah menjadi energi; polusi menjadi nilai tambah.

Teknologi Carbon Capture and Storage (CCS) diterapkan: CO dikompresi lalu disimpan jauh di bawah tanah, di formasi geologi yang aman---seolah bumi kembali menelan jejak karbon yang dulu ia lepaskan.

Untuk meyakinkan dunia, proyek energi bersih Indonesia harus diukur dengan standar global.
Karena itu, sertifikasi seperti ISO 14064-1, ISO 50001, dan VERRA Carbon Credit diterapkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun