Ini bukan sekadar slogan, tetapi kompas moral.
Bahwa di tengah persaingan global, Indonesia memilih jalan berdaulat, berakal, dan beradab.
Satu juta barel per hari bukan hanya tentang kemampuan industri,
tetapi tentang iman terhadap masa depan bangsa.
Kemandirian energi bukan hanya soal teknologi, tetapi juga revolusi nilai.
Semua institusi yang terkait harus bersinergi menghidupkan kembali kearifan lokal: silih asah, asih, asuh.
Belajar, mengasihi, dan merawat---setiap kebijakan energi harus menjadi cermin karakter bangsa.
Kemandirian adalah janji pada masa depan: warisan bumi yang utuh bagi generasi yang merdeka.
-000-
Ketika malam kembali tiba di desa pesisir itu, lampu-lampu perlahan menyala.
Anak-anak melanjutkan belajar, ibu-ibu menanak nasi, dan seorang ayah tersenyum melihat rumahnya terang kembali.
Kemandirian energi bukan sekadar istilah teknis.
Ia adalah keadilan yang terasa hingga ke dapur rakyat.
Ia adalah doa yang dijawab dengan kerja keras, inovasi, dan cinta tanah air.
Karena setiap revolusi besar selalu dimulai dari gagasan yang waktunya telah tiba.
Dan kini, waktunya telah tiba---
bagi Indonesia untuk menyala,
bukan hanya terang oleh listrik dan minyak,
tetapi juga oleh semangat menjadi pelopor energi rendah karbon dan penghasil 1 juta barel per hari di tahun 2029.***
Jakarta, 16 Oktober 2025