Mohon tunggu...
Akaha Taufan Aminudin
Akaha Taufan Aminudin Mohon Tunggu... Sastrawan

Koordinator Himpunan Penulis Pengarang Penyair Nusantara HP3N Kota Batu Wisata Sastra Budaya SATUPENA JAWA TIMUR

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Reshuffle Kabinet Merah Putih Potensi Dampak Positif

18 September 2025   16:27 Diperbarui: 18 September 2025   16:27 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo Akaha Taufan Aminudin Kreator Era AI KEAI JAWA TIMUR 

Reshuffle Kabinet Merah Putih
Potensi Dampak Positif 

Oleh : Akaha Taufan Aminudin 

Reshuffle kabinet seperti yang terlihat terjadi di Kabinet Merah Putih di bawah Presiden Prabowo Subianto memang menarik dan punya banyak konsekuensi---baik positif maupun tantangan. @Berikut ini adalah pendapat saya, dengan melihat fakta yang ada dan potensi dampak, plus "catatan hati-hati" agar perubahan bisa efektif.

---

Fakta & kondisi terkini

Beberapa hal yang sudah jelas:

Sebelumnya muncul banyak spekulasi tentang reshuffle kabinet, tapi Presiden dan Menteri Sekretaris Negara sering kali membantah, menyatakan bahwa secara rutin pemerintah melakukan evaluasi atas kinerja menteri. 

Namun pada 8 September 2025, memang terjadi reshuffle kedua di Kabinet Merah Putih: ada sejumlah menteri yang diganti, termasuk Menteri Keuangan (Sri Mulyani) dan posisi-posisi lainnya. 

Alasannya reshuffle adalah evaluasi berkelanjutan, masukan, dan berbagai pertimbangan dari Presiden.

---

Potensi dampak positif

Reshuffle bisa membawa banyak manfaat jika dijalankan dengan baik:

1. Penyegaran kepemimpinan
Orang-orang baru bisa membawa ide-ide segar, perspektif berbeda, pendekatan baru terhadap masalah. Ini bisa membantu dalam menghadapi isu-isu lama yang mungkin stagnan.

2. Akuntabilitas & tekanan untuk meningkatkan kinerja
Dengan adanya reshuffle, para menteri dan pejabat menjadi lebih "berhitung"---tahu bahwa kinerja mereka diawasi dan bahwa bila dianggap kurang, bisa saja diganti. Itu bisa membangkitkan semangat kerja dan keseriusan.

3. Adaptasi terhadap dinamika politik & masyarakat
Situasi berubah: ekonomi, sosial, global, domestik, bahkan ekspektasi publik. Dengan menyesuaikan kabinet dengan tuntutan zaman, pemerintah bisa lebih responsif.

4. Membangun kredibilitas bila diikuti oleh tindakan nyata
Jika penggantian menteri bukan sekadar formalitas, tapi dibarengi dengan perubahan dalam cara kerja, transparansi, dan hasil nyata, kepercayaan publik bisa meningkat.

---

Tantangan & risiko

Tapi reshuffle juga punya risiko, dan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar hasilnya benar-benar positif:

1. Gangguan transisi
Begitu diganti menteri, ada proses adaptasi, mungkin perlu waktu untuk mengenal birokrasi, tim, dan proyek yang berjalan. Kalau tidak dikelola baik, bisa jadi malah memperlambat kerja kementerian.

2. Politik internal & konflik kepentingan
Penggantian menteri bisa memicu ketidakpuasan di dalam partai-partai koalisi atau internal partai yang kadernya digeser. Bisa muncul gesekan politik --- yang jika besar, bisa mengganggu stabilitas kabinet.

3. Resiko persepsi bahwa reshuffle hanya simbolik
Kalau menteri diganti tapi tidak banyak perbedaan dalam kebijakan, atau jika mereka yang diganti digantikan oleh figur yang tidak jauh berbeda secara gaya atau pendekatan, masyarakat bisa merasa bahwa reshuffle itu "untuk show" saja.

4. Keberlanjutan kebijakan / konsistensi program
Kebijakan publik, terutama yang bersifat jangka panjang, perlu kontinuitas. Jika terlalu sering terjadi pergantian, ada risiko program pemerintah jadi tidak konsisten, atau arah strategis berubah bolak-balik, yang bisa merugikan.

---

Apakah reshuffle ini akan meningkatkan kinerja, kebijakan, dan kepercayaan masyarakat?

Menurut saya: kemungkinan besar bisa --- tetapi bukan otomatis. Kinerja, kebijakan, dan kepercayaan masyarakat bisa meningkat jika beberapa syarat berikut terpenuhi:

1. Pemilihan menteri yang tepat -- bukan hanya berdasarkan pertimbangan politik, tapi benar-benar memperhitungkan kompetensi, integritas, dan kemampuan menghasilkan hasil.

2. Evaluasi dan monitoring yang jelas -- Presiden dan lembaga terkait harus transparan dalam evaluasi kinerja, memberikan umpan balik yang konkret, dan menetapkan tolok ukur yang jelas.

3. Komunikasi publik yang baik -- masyarakat perlu tahu kenapa perubahan dilakukan, apa harapan, apa target, dan bagaimana dampaknya. Transparansi membantu membangun kepercayaan.

4. Stabilitas dalam jangka menengah -- setelah reshuffle, perlu cukup waktu agar kabinet yang baru bisa bekerja, membuktikan kemampuannya menjawab masalah-masalah nyata seperti ekonomi, inflasi, lapangan kerja, pelayanan publik.

5. Penguatan budaya kerja dan integritas -- bukan hanya mengganti orang, tapi juga memperkuat budaya pemerintahan yang bersih, profesional, akuntabel, anti korupsi.

---

Kesimpulan

Reshuffle kabinet adalah alat yang penting dalam sistem presiden --- prerogatif presiden --- dan bisa sangat efektif bila digunakan dengan strategi yang matang. Dalam kasus Kabinet Merah Putih:

Ada indikasi bahwa presiden dan timnya memang melakukan evaluasi dan berpikir bahwa ada kebutuhan untuk penyegaran, terutama setelah beberapa bulan kerja.

Reshuffle kedua telah dilakukan sebagai respon dari masukan dan evaluasi.

Saya melihat langkah ini sebagai positif secara prinsip, selama semua elemen pendukungnya (kompetensi, integritas, komunikasi, kestabilan) dijaga. Jika dijalankan baik, ini bisa meningkatkan kinerja kabinet, memperbaiki kebijakan pemerintahan, dan memulihkan atau memperkuat kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah. Tapi jika tidak, bisa pula menimbulkan kegelisahan atau rasa skeptisisme publik.

---

Kamis Pon 18 September 2025
Akaha Taufan Aminudin
Sisir Gemilang Kampung Baru Literasi SIKAB Himpunan Penulis Pengarang Penyair Nusantara HP3N Kota Batu Wisata Sastra Budaya SATUPENA JAWA TIMUR

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun