Prabowo, Mahfud MD, dan Luhut Binsar Panjaitan menjadi topik berita di sini. Pertanyaannya, apakah ada yang lucu dari berita ini?Â
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) online, lucu artinya menggelikan hati, menimbulkan tawa, jenaka.
Meski sudah tahu arti lucu, bukan berarti setiap orang memiliki persepsi yang sama. Lucu menurut si A, tapi belum tentu lucu menurut si B, begitu juga sebaliknya.
Menurut Mahfud MD, cepat atau lambat akan terjadi rekonsiliasi antara kubu 01 (Jokowi-Ma'ruf Amin) dan kubu 02 (Prabowo-Sandi), karena tidak ada pilihan lain. Pemerintahan baru harus terbentuk berdasarkan konstitusi atau ada tindakan tegas dari negara.Â
Mahfud MD pun melihat ada perubahan pada diri Prabowo sejak awal Pilpres 2019 hingga saat ini.
"Karena kalau melihat perubahan sikap Pak Prabowo itu sangat positif."
Perubahan yang mana? Kalau yang dimaksudnya perubahan Prabowo atau kubu 02 yang tadinya berkoar-koar tidak akan menggugat, tapi ternyata ada juga gugatan yang diajukan ke Mahkamah Konstitusi terkait hasil Pilpres 2019, apanya yang "sangat positif"?Â
Bukankah jauh-jauh hari pun sudah diketahui kalau ada pihak yang tidak puas dan ingin protes terkait hasil Pilpres 2019, sila ajukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi?Â
Teringat dengan istilah "nenek-nenek juga tahu".
Lalu apa yang "sangat positif" dari suatu hal yang "nenek-nenek juga tahu"? Bukankah justru mengherankan, kalau dari awal saja "nenek-nenek juga tahu", tapi baru belakangan ada pihak yang menyadarinya?
Lain lagi kata Luhut Binsar Panjaitan. Ia menghormati Prabowo yang mau menempuh jalur konstitusional untuk sengketa pemilu 2019. Hal ini lebih baik dibanding ajakan demo karena Prabowo kalah dari Jokowi.
"Pak Prabowo saya lihat dia ingin menghormati hukum, maka Bawaslu ditolak terstruktur sistematis dan masif itu dia maju ke MK, ya silahkan itu saya kira kita hormatilah keputusan itu," ujar Luhut.
Ingin menghormati hukum? Aneh, Prabowo itu dua kali capres, dan juga ketua umum sebuah partai politik, tentu tahu aturan main yang berlaku, tapi gugatan ke Mahkamah Konstitusi terkait hasil Pilpres 2019 baru diajukan setelah terjadi kerusuhan 21-22 Mei, dan Luhut mengatakan Prabowo ingin menghormati hukum?
Bagi mereka yang "biasa bermain dengan logika", tidak tertutup kemungkinan pernyataan Mahfud MD dan Luhut tadi dianggap lucu, tapi diperkirakan tidak terlalu banyak mereka yang "biasa bermain dengan logika" tadi, atau jauh lebih banyak mereka yang senang "meminggirkan logika" asal semuanya terlihat aman, damai, tenteram, dan baik-baik saja, meski hanya semu.
Jangan-jangan ada semacam "misi penyelamatan Prabowo"?
Tapi apapun itu, jika membuat keadaan negara ini aman, damai, tenteram, dan baik-baik saja, sekalipun "meminggirkan logika", tetap masih lebih dominan atau banyak pihak yang setuju.
Setuju?
Setujuuuuuuu...!