Mohon tunggu...
Lohmenz Neinjelen
Lohmenz Neinjelen Mohon Tunggu... Buruh - Bola Itu Bundar, Bukan Peang
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

https://gonjreng.com/

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Koalisi Prabowo Akhirnya Hancur Lebur Berantakan?

3 Agustus 2018   06:00 Diperbarui: 28 November 2018   09:02 1333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Koalisi Prabowo saat ini masih diasumsikan terdiri dari empat parpol, yaitu Partai Gerindra, Partai Demokrat, PKS, dan PAN.

Koalisi Prabowo pun masih disibukkan masalah siapa cawapres yang akan mendampingi Prabowo pada Pilpres 2019 nanti.

Meski anggota Badan Komunikasi Gerindra Andre Rosiade mengatakan mereka masih intens menggelar pertemuan untuk menyamakan visi dan misi, mematangkan pembahasan untuk menjadi bahan pertemuan antar-empat ketum parpol yang akan segera digelar, tapi siapa cawapres Prabowo masih merupakan masalah yang belum bisa terpecahkan oleh Koalisi Prabowo hingga saat ini.

Pada Rabu (1/8/2019), empat sekjen Koalisi Prabowo bertemu di rumah Sekjen Gerindra Ahmad Muzani dan belum juga ada keputusan mengenai siapa cawapres Prabowo, meski keempat sekjen tadi mengatakan belum membahas hal itu.

Cawapres Prabowo menjadi pertimbangan politik strategis karena diperkirakan dapat mendongkrak perolehan suara parpol pada Pemilu 2019. Makanya, beruntunglah atau ada untungnya parpol yang kadernya menjadi cawapres Prabowo.

PKS sudah melontarkan semacam ancaman akan abstain pada Pilpres 2019 jika bukan kadernya yang menjadi cawapres Prabowo. Bisa dimaklumi mengapa PKS terkesan uring-uringan seperti itu, karena belum dipastikan cawapres Prabowo adalah kader parpolnya, juga mengingat perolehan suara PKS cukup memprihatinkan pada Pemilu 2014 lalu gara-gara "kasus sapi" yang menghantam Presiden PKS, Luthfi Hasan Ishaaq.

Pada Pemilu legislatif 2009, PKS masih mampu meraih 7,88 % (57 kursi), tapi gara-gara "kasus sapi" perolehan suara PKS turun menjadi 6,79% (40 kursi).

17 kursi melayang, lalu berapa kursi lagi yang akan hilang jika cawapres Prabowo bukan kader PKS? Dikhawatirkan PKS nantinya akan menjadi partai gurem.

Tidak ada kawan dan lawan yang abadi, kecuali kepentingan.

Mungkin Sekjen Gerindra Ahmad Muzani sedang menghibur diri tatkala mengatakan dirinya tak yakin PKS akan abstain jika bukan kadernya yang menjadi cawapres Prabowo mengingat hubungan Gerindra dan PKS sudah terlalu dalam.

Tapi apa untungnya PKS menjadi bagian dari koalisi Prabowo jika perolehan suaranya tidak naik, malah turun karena bukan kadernya yang menjadi cawapres Prabowo?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun