Mohon tunggu...
Mukhamad Aji Ikhwanul Yunus
Mukhamad Aji Ikhwanul Yunus Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ekonomi Islam di UIN Walisongo Semarang

Kepenulisan sudah menjadi hobi sejak saya berada di bangku SMA, rasanya ingin selalu mendalami lebih lanjut terkait kepenulisan. Akhirnya kepenulisan sudah tidak hanya sekedar hobi bagi saya tetapi juga sebagai passion dari diri saya.

Selanjutnya

Tutup

Joglosemar Pilihan

Lensa Aspek Lingkungan: Dilema Keberadaan BRT Trans Semarang dalam Kepedulian Terhadap Lingkungan

28 November 2024   18:56 Diperbarui: 2 Desember 2024   22:31 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dokumentasi pribadi

SEMARANG - Transportasi publik memainkan peran penting dalam pembangunan perkotaan yang berkelanjutan, terutama dalam mengurangi emisi gas rumah kaca dan polusi udara. Salah satu solusi yang diimplementasikan di berbagai kota besar di Indonesia adalah sistem Bus Rapid Transit (BRT). Semarang, sebagai ibu kota Provinsi Jawa Tengah, telah memperkenalkan BRT Trans Semarang sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan mobilitas masyarakat sekaligus mengurangi ketergantungan pada kendaraan pribadi. Sistem ini dirancang untuk mempercepat waktu tempuh, mengurangi kemacetan, serta menurunkan emisi karbon dioksida (CO₂) dari sektor transportasi. Akan tetapi system yang dirancang masih memiliki kekurangan utamanya pada aspek lingkungan yang ada dan ditimbulkan dari adanya BRT Semarang. Hal ini menjadi fokus yang menarik karena terdapat beberapa fakta yang muncul, seperti isu emisi yang dihasilkan dan fasilitas dari BRT.

Salah satu hal yang menjadi perhatian dari pembahasan aspek lingkungan pada BRT Kota Semarang adalah mengenai emisi gas buang kendaraan. Menurut Badan Lingkungan Federal pada tahun 2022 telah melakukan perhitungan mengenai emisi CO2 rata-rata sebesar 93 gram per kilometer penumpang untuk bus. Sementara itu, BRT Trans Semarang menggunakan bahan bakar berupa gas dan solar dengan presentase bahan bakar gas sebanyak 30% hingga 40% dan sisanya masih menggunakan solar. Berdasarkan hal tersebut, Dishub bersama Satlantas Polrestabes Semarang melakukan inspeksi mengenai emisi gas dari BRT. Hasil dari inspeksi tersebut dari 40 bus BRT yang diuji, terdapat 28 armada BRT Trans Semarang teridentifikasi melebihi ambang batas emisi yang telah ditetapkan. Sehingga pihak Dishub memberikan surat perintah perbaikan bagi pihak pengelola BRT, dimana mereka diberikan waktu untuk melakukan perbaikan dengan segera agar tidak mencemari lingkungan. Apabila pada pemeriksaan kedua atau ketiga armada tersebut masih ditemukan melebihi ambang batas emisi maka akan dikenai bukti pelanggaran atau tilang.

Tetapi pada faktanya sampai saat ini masih ditemukan beberapa BRT yang mengeluarkan emisi lebih dari ambang batas yang ditentukan. Adel, sebagai salah seorang pengendara motor mengungkapkan keresahannya terkait asap yang dihasilkan oleh BRT. Dimana hal tersebut sangat mengganggu pengendara motor yang berada dibelakangnya.

“Untuk pihak pengelola BRT harus bisa mengevaluasi setiap kekurangan yang ada, terutama dari segi asap yang dikeluarkan dari BRT tersebut. Menurut saya, asap yang dihasilkan dari BRT terlihat sangat tebal dan sangat mengganggu pengguna jalan lain, terutama sepeda motor. Harapan saya pihak BRT segera mengatasi hal tersebut agar BRT dapat menjadi transportasi yang lebih ramah lingkungan dan dapat mengurangi polusi udara serta membuat pengendara lain merasa nyaman dijalan” ujarnya.

Selain pada emisi gas buang kendaraan yang dihasilkan BRT, terdapat aspek lain yang diteliti yakni kebersihan pada armada BRT. Pak Hendra selaku salah satu supir BRT menjelaskan mengenai kondisi kebersihan yang diterapkan di dalam armada BRT khususnya pada rute Koridor IV Cangkiran.

“Mengenai kebersihan di dalam BRT sendiri terdapat petugas kebersihannya, akan tetapi di dalam bus BRT terkadang masih ada penumpang yang membuang sampah secara sembarangan meskipun sudah disediakan tempat sampah. Sehingga, saya yang mengambil sampah tersebut atau petugas lainnya. Hal ini terjadi karena kurangnya kesadaran dari penumpang untuk membuang sampah pada tempatnya” Ujar Pak Hendra.

Sementara Maudy, salah satu penumpang BRT menjelaskan mengenai fasilitas kebersihan yang terdapat dalam BRT serta saran kepada pihak pengelola BRT.

“Kalau dari segi kebersihan sendiri, terdapat tempat sampah yang disediakan petugas di dalam BRT guna meminimalisir membuang sampah secara sembarangan. Walaupun pada faktanya, kesadaran pengguna BRT terhadap sampah yang ada di sekitar masih minim. Sehingga menurut saya, perlu adanya ketegasan dari pihak pengelola terhadap penumpang guna menjaga kebersihan BRT tersebut ” jelasnya.

BRT Trans Semarang masih memiliki tantangan yang perlu diatasi, seperti emisi gas buang yang melebihi ambang batas serta kebersihan dan fasilitas yang perlu ditingkatkan. Oleh karena itu, saran utama bagi pengelola BRT adalah untuk memperketat standar emisi yang diterapkan, meningkatkan perawatan armada, serta memperbaiki fasilitas kebersihan di dalam bus dan di sekitar halte. Selain itu, diperlukan juga kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan yang dapat mendukung upaya tersebut.

Diharapkan, dengan perbaikan yang berkelanjutan, BRT dapat menjadi pilihan transportasi masyarakat yang lebih ramah lingkungan, aman, dan nyaman bagi seluruh warga Semarang. Hal ini tidak hanya akan meningkatkan kualitas layanan, tetapi juga akan mendorong masyarakat untuk lebih memilih transportasi umum dibandingkan kendaraan pribadi, sehingga mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. Semoga BRT Trans Semarang terus berinovasi dalam memberikan layanan yang lebih baik demi tercapainya transportasi perkotaan yang berkelanjutan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Joglosemar Selengkapnya
Lihat Joglosemar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun