Mohon tunggu...
Ajinatha
Ajinatha Mohon Tunggu... Freelancer - Professional

Nothing

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Seni Melipatgandakan Rezeki

12 Mei 2019   04:53 Diperbarui: 12 Mei 2019   12:13 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tuhan menciptakan segalanya, dan memfasilitasi umatnya dalam banyak hal, Tuhan juga memenuhi kebutuhan manusia sejak dilahirkan beserta dengan takdirnya. Begitulah kecintaan Tuhan kepada umatnya, dan tujuannya, agar selalu beribadah kepada-Nya.

Diberikannya kita Akal agar kita bisa mempelajari kebesarannya, dan mengetahui bahwa Tuhan itu memang ada dengan pengetahuan yang kita miliki, dengan begitu kita bisa mensyukuri segala nikmatnya.

Dalam artikel ini saya ingin menceritakan sebuah pengalaman spiritual yang saya alami, dan saya sama sekali tidak bermaksud ingin membanggakan diri, atau bermaksud untuk Riya', hanya semata-mata untuk berbagi pengalaman.

Ini merupakan pengalaman Ramadan 8 tahun yang lalu, cerita ini belum pernah sama sekali saya bagikan di platform media manapun. Begitu dahsyatnya Hikmah Ramadan yang saya terima dengan segala keberkahannya.

Saat itu saya keadaan tidak bekerja, belum ada job shooting sama sekali. Tabungan yang ada sudah menipis, sementara job baru belum juga ada. Ditabungan saya hanya tersisa 700 ribu rupiah.

Entah dorongan dari mana, tiba-tiba timbul keinginan untuk mensedekahkan sebagian dari uang yang tersisa, tanpa ada keraguan sedikitpun. Akhirnya, 400 ribu dari dari uang yang 700 ribu saya sedekahkan kepanti asuhan via online, tinggallah 300 ribu untuk menyambung hidup.

Diluar dugaan saya, besoknya saya dapat job untuk shooting sinetron Ramadan, menggantikan art directornya yang kebetulan mengundurkan diri secara mendadak. Saya dan Tim  langsung bekerja, saat itu sudah pertengahan Ramadan.

Saya bekerja siang dan malam untuk menyelesaikan sinetron tersebut, dengan target sampai akhir Ramadan. Ditengah saya mengerjakan sinetron itu, saya dapat tawaran lagi Job sinetron baru, yang target tayangnya sehabis lebaran. Alhamdulillah semua dilancarkan, meskipun dikerjakan secara berbarengan.

Untungnya saya sudah terbiasa mengerjakan dua sinetron secara berbarengan, sehingga tidak ada kendala sama sekali dilapangan. Singkat cerita, sinetron Ramadan bisa saya selesaikan diakhir Ramadan, begitu juga sinetron serial yang baru.

Sampai malam takbiran saya masih bekerja sampai pagi. Alhamdulillah begitu habis lebaran, sinetron yang barupun langsung tayang. Yang luar biasanya lagi, sinetron serial yang baru tersebut tayang mencapai hampir 700 episode.

Saya tidak pernah berpikir sebelumnya, apakah ini semua merupakan Hikmah dan ganjaran dari sedekah yang tidak seberapa tersebut, tapi sejak itu saya sangat menjaga rezeki yang saya terima, dan mensyukurinya dengan terus berbagi kepada sesama.

Allah berfirman bagi hambanya yang kesulitan ekonomi untuk bersedekah dan menjanjikan adanya kemudahan setelah kesulitan. Firman Allah dalam Surat At-Thalaq Ayat 7,

"Dan orang yang disempitkan rezekinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan (sekedar) apa yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan."

Apa yang dijanjikan Tuhan selalu ditepatinya, selama apa yang diperintahkannya kita laksanakan, dan apa yang dilarangnya kita tinggalkan. 

Akhirnya saya memahami bahwa, sedekah itu adalah salah satu seni untuk melipatgandakan rezeki, dan melanggengkan rezeki.

Tapi saya juga mengalami akibat dari kufur nikmat. Ujian terberat orang yang berlimpah rezeki adalah kufur nikmat. Tidak menggunakan rezeki yang diterima untuk hal-hal yang bermanfaat, baik bagi diri sendiri, maupun bagi orang lain. Setiap dari rezeki yang kita peroleh, ada hak orang lain didalamnya, dan itulah yang harus kita keluarkan.

Saya terlena dengan berlimpahnya rezeki, sehingga saya lupa pada kebiasaan yang saya lakukan, saya menjadi kufur nikmat. Tahun 2014 Tuhan mencabut semua nikmat yang saya sudah terima, sehingga membuat saya kehilangan pekerjaan, kehidupan ekonomipun berubah secara drastis.

Tapi saya tidak frustasi, saya merasa semua adalah siklus hidup yang memang harus dihadapi, bersyukurnya saat itu tanggung jawab saya pada anak-anak sudah selesai, karena mereka sudah mandiri semua. Keadaan itu saya anggap sebagai masa pengsiun saya, dan Tuhan menginginkan agar saya istirahat, setelah 30 tahun terus bekerja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun