Mohon tunggu...
Ajinatha
Ajinatha Mohon Tunggu... Freelancer - Professional

Nothing

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ustaz Yusuf Mansyur Ditolak Jokowi untuk Bergabung

9 Februari 2019   08:03 Diperbarui: 9 Februari 2019   08:26 1967
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto : Tribunews.com

Secara politis dukungan seorang Pemuka agama akan memberikan pengaruh elektoral bagi seorang Capres, karena seorang pemuka agama memiliki pendukung/massa yang banyak, dan biasanya loyalitas pendukung terhadap seorang pemuka agama sangatlah setia, apa lagi jika Capres yang didukung memang diyakini keislamannya.

Biasanya, seorang Capres pastinya akan sangat senang mendapat dukungan dari Seorang pemuka agama, apa lagi jika pemuka Agama tersebut mau bergabung, dan menjadi Tim suksesnya. Namun sebaliknya, Ustadz Yusuf Mansyur (UYM), ditolak Jokowi untuk bergabung kedalam Tim suksesnya.

Bukan karena Jokowi tidak suka dengan UYM, Jokowi sadar betul bahwa tidak semua orang menyukainya, dan dia tidak ingin dengan bergabungnya UYM kedalam Tim Suksesnya, akan berimplikasi pada bisnis PayTren UYM, dan terpecahbelahnya pendukung UYM. Artinya, dalam hal ini Jokowi tidak hanya berpikir tentang kepentingannya sendiri, tapi dia juga memikirkan kepentingan orang lain.

Seperti yang dilansir Kumparan, Capres nomor urut 01, Joko Widodo, ternyata pernah 'menolak' pelibatan ustaz Yusuf Mansur dalam kampanyenya di Pilpres 2019. Hal ini diungkapkan oleh Ustaz Yusuf Mansur dalam sebuah pesan WhatsApp kepada Tuan Guru Bajang (TGB) Zainal Majdi.

Kepada kumparan, Yusuf Mansur membenarkan telah memberi pesan kepada TGB. Yusuf Mansur pun menceritakan soal Jokowi yang pernah menolak ide Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Erick Thohir soal pelibatannya dalam kampanye pilpres.

Alasan Jokowi menolak UYM sebetulnya sangat sederhana, dia melihat usaha UYM yang sangat bermanfaat dalam membangun ekonomi ummat, dia tidak ingin akibat bergabung dalam Tim Suksesnya, malah merusak apa yang sedang dibangun oleh UYM, UYM malah ditinggalkan oleh ummat pendukungnya.

"Prof Mahfud pernah cerita. Di depan Mega (Megawati Soekarnoputri), JK (Jusuf Kalla), dan petinggi-petinggi lain, di ultah Mega, tercetus dari Erick Thohir tentang pelibatan saya (Yusuf Mansur)," tulis Yusuf Mansur dalam pesan WhatsApp, Jumat (8/2).
"Tapi, kata Prof Mahfud, presiden bilang jangan. Dan kemudian bercerita bahwa Yusuf Mansur itu sedang berjuang membangun ekonomi ummat. Enggak usah pilpres-pilrpes-an," lanjut dia.

Memang sebaiknya seorang Ulama itu tidak bersifat partisan, atau mendukung salah satu kontestan, haruslah tetap diposisi yang netral. Kalaulah harus mendukung pun haruslah karena kepentingan ummat, bukan karena kepentingan Politik.

Seperti yang dicontohkan Ustadz Abdul Somad (UAS), yang memposisikan diri secara netral, tidak ingin diundang ceramah yang berbau Pilpres. Padahal sebelumnya, UAS sudah sempat digiring untuk masuk kedalam salah satu kubu Paslon, dan bahkan dipilih sebagai Cawapres, atas ijtihad dari Ijtima' Ulama, namun demi kepentingan ummat, dia menolak semua itu.

Sumber : https://m.kumparan.com/@kumparannews/cerita-yusuf-mansur-diminta-gabung-timses-tapi-justru-dilarang-jokowi-1549631043628473430.amp

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun