Mohon tunggu...
Aji NajiullahThaib
Aji NajiullahThaib Mohon Tunggu... Freelancer - Pekerja Seni

Hanya seorang kakek yang hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Orang-orang JK di Balik "Balap Politik" Formula E

24 Februari 2020   08:03 Diperbarui: 24 Februari 2020   08:19 10657
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Harus diakui kalau Mantan Wapres Jokowi, Jusuf Kalla (JK), sangat tajam intuisi politiknya. Kemampuannya dalam melihat potensi kader pemimpin, dan melakukan pembinaan terhadap orang-orang yang diyakininya bisa dibina menjadi pemimpin negara, tidak diragukan lagi.

Kedekatan JK dengan Anies Baswedan, bukanlah kedekatan biasa. Sudah menjadi rahasia umum, sejak sebelum Pilkada DKI 2017 berlangsung, JK sudah melabuhkan dukungan secara politik pada Anies Baswedan, meskipun tidak terang-terangan.

Tidak terbantahkan kalau dibilang Anies adalah orangnya JK. Jadi sangat wajar kalau untuk mendukung suksesnya "Balap politik" Formula E, yang akan berlangsung pada bulan Juni 2020, melibatkan orang-orang JK didalam pelaksanaannya.

Balap Formula E, adalah pertaruhan politik Anies menuju 2024, ini merupakan proyek prestise Anies Baswedan, dan kelompok orang-orang yang mendukungnya. Maka tidak aneh kalau berbagai penolakan terhadap penyelenggaraannya di Monas, tidak terlalu dipedulikan Anies, setelah mengantongi izin dari Setneg.

Harus diakui kemampuan Anies dalam menyakini Setneg, lewat Komisi Pengarah, yang diketuai Menteri Sekretaris negara Pratikno, sementara Badan pelaksana dipimpin Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, yang merangkap sebagai Sekretaris Komisi Pengarah.

Sehingga akhirnya Komisi Pengarah mengeluarkan izin untuk pelaksanaan Balap Formula E di kawasan Monas. Meskipun beberapa menteri yang merupakan anggota komisi ini, yang ikut rapat dengan Komisi Pengarah, menolak penyelenggaraannya di kawasan Monas, seperti Menteri LHK Siti Nurbaya tidak setuju karena dianggap terlalu dekat dengan Istana.

Begitu juga dengan Pratikno, yang menolak karena status taman Medan Merdeka merupakan cagar budaya. Dari lima menteri yang hadir, sebagian besar menolak, termasuklah juga Menteri Pariwisata Wishnutma, yang memberikan alasan, Balap Formula E belum terbukti bisa mendatangkan wisatawan, dibandingkannya dengan balapan lain seperti Formula 1 dan MotoGP.

Dua menteri lainnya, Nadiem dan Budi Karya tidak memberikan pendapat. Rupanya argumentasi Anies dalam menyampai gagasan, pada rapat komisi tersebut menghipnotis mereka yang hadir, sehingga akhirnya memberikan izin penyelenggaraannya, meskipun dengan catatan.

Dalam rapat komisi itu Anies menyampaikan presentasi tentang pentingnya pemanfaatan kawasan Monas dengan cara baru, dan pelaksanaan Balap Formula E di kawasan Monas, adalah bagian dari ikhtiar tersebut. Kemampuan secara retorika Anies belum ada lawannya, sehingga akhirnya dia bisa mengantongi izin untuk penyelenggaraan Formula E di kawasan Monas.

Kekuatan Anies, adalah kekuatan orang-orang yang berada dibelakangnya, sebut saja salah satunya Sadikin Aksa, yang merupakan anak dari kakak ipar JK, Aksa Mahmud. Dalam Pilkada DKI Jakarta 2017, keluarga JK dan Aksa Mahmud adalah motor pendukung utama Anies Baswedan.

Selain Sadikin Aksa, saat ini ada beberapa orang terdekat JK yang berada dalam tim Anies. Salah satunya, Husain Abdullah, yang pernah menjadi juru bicara JK saat menjadi Wapres. Husain didapuk sebagai penasehat Panitia Formula E, dibidang Komunikasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun