Mohon tunggu...
Cerpen

Bisakah Aku?

20 Maret 2017   15:16 Diperbarui: 20 Maret 2017   15:21 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Tak lama kami pun keluar dari kelas dan menaiki sebuah bus. Satu jam berlalu di perjalanan. Pak Aria mengajak kami bernyanyi di bus dan memaikan gitar yang dibawanya, salah satu temanku Dita ikut maju untuk bernyanyi, dan Trio memaikan gitar dengan sangat indah. Entah kenapa kebersamaan kita mulai terjalin sedikit demi sedikit. Sesampainya di tujuan, terdapat sebuah rumah besar terlihat semacam rumah penampungan anak yatim piatu menurutku. “jadi kita berkunjung ke rumah anak yatim piatu, saya harap kalian bisa memberikan yang terbaik begi mereka”, sambil berjalan ke dalam rumah tersebut. “pak aria kami masih bingung kenapa bapak membawa kami ke tempat ini”,

 Tanya ku ke Pak Aria “asal kalian tahu kehidupan itu mengharuskan kita untuk memiliki rasa kebersamaann dan solidaritas yang tinggi, karena saat bersama, diri kita menjadi utuh”, jawab Pak Aria, “lantas apa hubungannya membawa kami kemari”, Tanya Erin teman anggota geng Trio, “sebuah keluarga mempunyai hubungan erat antara kita dan orang sekitar di lingkungan hidup, pasti kebersamaan dan kebahagiaan sangat di mimpikan dari suatu kondisi sebuah keluarga, kalian bisa menemukan kebersamaan yang muncul pada anak-anak seperti mereka ini ”, jawab Pak Aria, tiba-tiba saja kami menundukkan kepala entah kenapa itu.

                Setelah pulang dari rumah tersebut, aku merasa aneh dengan perilaku Pak Aria yang seperti itu. Di sekolah kami belajar lebih baik dari sebelumnya, beliau sangat enjoy dengan kami, kami pun juga begitu, mengikuti pelajaran dengan sangat baik. Satu bulan lebih kami diajar oleh Pak Aria, tak terasa perubahan sangat drastis terjadi pada karakter satu persatu dari kami. Aku saja masih bingung bisa kah aku untuk merubah sikapku ini, bisakah aku?

 Kenapa aku tak bisa berubah, teman-temanku bisa, lantas apakah aku tidak bisa? Rasa tak pecaya diri mengelabuiku. Sikap Pak Aria yang berubah sangat drastis membuatku lebih nyaman bersama teman-teman, dan lebih bisa mencoba untuk menghargai orang lain. “tak terasa yah pak aria bisa merubah kita untuk lebih dewasa” sahut trio, “iya nih, sekarang aku lebih peduli sama keluarga” jawab harun. Pak aria yang sangat sabar dalam mengajari kami membuat kami bisa menjadi lebih baik. Dalam ceritaku ini, aku hanya ingin menyampaikan perubahan yang aku alami, karena menurutku perubahan yang aku raih bermula dari jutaan tetes keringat dari guruku dalam memberikan pelajaran, motivasi-motivasi terbaik dan juga mengupayakan agar aku dapat memahaminya. Berkat Pak Aria, aku dan teman-temanku bisa merubah karakter masing-masing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun