Mohon tunggu...
Ai Sumartini Dewi
Ai Sumartini Dewi Mohon Tunggu... Guru - Humanis, pekerja keras, dan ulet

Hidup yang singkat hendaknya diisi dengan kegiatan yang bermanfaat baik bagi diri sendiri ataupun orang lain. Menulis merupakan salah satu kebermanfaatan hidup. Dengan menulis kita merekam jejak hidup dan mengasah otak supaya tetap tajam

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Rindu

21 September 2020   20:27 Diperbarui: 21 September 2020   20:29 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Ampun Ani sayang, bukannya senneng aku datang ini malah nanya."ujarnya sambil masih menatapku.

" Habisnya kaya jelangkung" kataku" pergi nggak pamit, datang nggak bilang."

" Maafkan aku An, aku sengaja mau kasih surprise." Ucapnya sambil memandangku. Aku menunduk malu.

" Selamat Ulang Tahun An semoga panjang umur, sehat, dan bahagia. "aku sampai nggak ingat kalau hari ini aku ulang tahun. " sampai nggak inget ulang tahun sendiri"

"Kenapa?" tanyanya.

Aku nggak bisa berkata apa-apa. Malu dan tersipu sendiri.

" Kangen aku nggak?" Tanyanya lagi seperti masih penasaran dengan perasaanku. Aku hanya bisa mengangguk. Tenggorokanku berat dan nggak mampu berkata-kata. 

" Ya sudah yuk kita main" ujarnya. Dan untuk kesekian kalinya aku mengannguk. Sambil berjalan beriringan aku bisikkan kata "RINDU" lewat tatapan dan senyumku. Aku ngobrol di tempat yang nyaman buat ngobrol karena aku ingin menyampaikan banyak hal, kenapa dia nggak datang berminggu-minngu, kenapa nggak rindu padaku, dan masih banyak lagi.

Dia bercerita bahwa sepulang dari tanding kempo itu cidera kakinya dan diperlihatkannya padaku. Padahal aku nggak minta, mungkin hanya untuk memastikan padaku agar aku nggak berburuk sangka.dia juga menyampaikan alasan nggak datang padaku itu karena kakinya belum sembuh benar dan takutnya malah cederanya jadi parah. 

Dia menggodaku kenapa nggak nyusul ke Sukabumi dan saat itu aku jawab nyusulnya mesti kemana kan aku belum tahu rumahnya. Sambil tertawa dia mengatakan makanya aku tuh harus mau kalau diajak main ke rumahnya.

Saking asyiknya kami bercerita dan menyampaikan rasa rindu kami tak terasa hari dah sore. Aku mengajaknya pulang ke rumah ua. Sesampainya di rumah ua, aku ditanya kenapa barengan dia. Kujawab kalau aku dijemput dia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun