Mohon tunggu...
Aisha Noor
Aisha Noor Mohon Tunggu... Penulis - Freelance Writer

Sampoerna University student, majoring in English Language Teaching, 2016 cohort.

Selanjutnya

Tutup

Money

Mengimplementasikan Sistem Siap Tempur Krisis Pangan, Aerofarm Indoor

22 Mei 2019   01:52 Diperbarui: 22 Mei 2019   02:58 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Berdasarkan informasi tersebut, guna menunjang sistem tanam aeroponik, dibangunlah sebuah ruang khusus tanam dengan konsep indoor, dimana peletakan setiap tanaman akan dipetakan secara vertikal. Metode penanaman seperti ini mengadopsi konsep vertical farming yang bertujuan untuk memproduksi makanan pada kondisi lingkungan yang tak mendukung, seperti lahan yang terbatas atau bahkan tak tersedia. Sehingga, dapat dilihat bila konsep ini dapat diterapkan di perkotaan dengan menggunakan ruangan khusus pada bangunan-bangunan pencakar langit untuk menanam buah-buahan dan sayur-sayuran.

Selain itu, terdapat beberapa perangkat teknologi digital yang dibuat guna mengatur tingkat pencahayaan (SMART LED), tingkat suhu (SMART Temperature), kadar kelembapan (SMART Humidity), dan juga kadar nutrisi pada setiap tanaman (SMART Nutrition). Pada pengembangan teknologi guna mengatur tingkat pencahayaan, akan dioperasikan lampu-lampu listrik pemancar cahaya LED untuk menggantikan cahaya matahari yang dibutuhkan oleh tanaman. Adapun pemancar cahaya LED ini bisa digantikan dengan pemancar cahaya dari panel surya. Sedangkan untuk pengaturan suhu, akan dipasang pendingin udara atau Air Conditioner (AC) dengan indeks pengontrol temperatur agar kestabilan suhu di dalam ruangan sesuai dengan kebutuhan tanaman.

Untuk pengatur kelembapan pada tanaman, dipasang beberapa tabung-tabung perangkat pada akar tanaman yang akan menjaga kadar kelembapannya. Di samping itu, untuk meneliti kadar nutrisi pada tanaman, perangkat-perangkat digital akan dipasang dalam sebuah pipa panjang yang akan menyemprotkan nutrisi tambahan bilamana hal tersebut diperlukan.

Semua perangkat ini akan tersambung pada sebuah aplikasi yang dapat diunduh pada telepon genggam, dimana data-data tersebut akan disalurkan melalui komponen robotik CCTV yang dipasang di setiap sudut ruangan. Hal ini akan memudahkan sang pengguna atau petani untuk memonitorisasi pertumbuhan dan kesehatan seluruh tanaman setiap harinya tanpa harus mengamati secara langsung pada setiap ruangan yang ada.

Inilah ide sebagai bentuk regenerasi pada sistem pertanian yang dapat diterapkan oleh masyarakat di Indonesia. Sebuah regenerasi sistem menuju pertanian 4.0 dengan pemahaman konsep pertanian presisi yang menerapkan input dan teknik yang tepat agar hasil yang diterima pun dapat memenuhi komoditas dan pemasukan dana. Dengan adanya sistem aerofarm indoor ini, para petani dapat menanam berbagai macam sayur dan buah di dalam satu tempat secara aeroponik dengan bantuan teknologi multifungsi. Melalui sistem inilah, diharapkan agar roda sektor tani di negeri ini tetap berputar dan tak hilang kendali.

Daftar Pustaka

Gir. (2015, Februari 26). 5 Tahun Lagi, Indonesia Bisa Krisis Pangan dan Petani. Dikutip dari  Jpnn.com: https://www.jpnn.com/news/5-tahun-lagi-indonesia-bisa-krisis-pangan-dan-petani

Lestari, S. (2017, Agustus 29). Sawah beralih jadi perumahan atau industri mengancam ketahanan pangan. Dikutip dari  BBC News: https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-41078646

Pitoko, R. A. (2018, Agustus 2). 5 Persoalan Ini Masih Dihadapi Petani Indonesia. Dikutip dari Kompas.com: https://ekonomi.kompas.com/read/2018/08/02/154900926/5-persoalan-ini-masih-dihadapi-petani-indonesia

Prayitno, E. (2013, September 28). Indonesia kekurangan lahan pertanian. Dikutip dari  Sindonews.com: https://ekbis.sindonews.com/read/788450/34/indonesia-kekurangan-lahan-pertanian-1380354427

Seftiawan, D. (2019, Maret 19). Indonesia Kekurangan Doktor di Bidang Pertanian. Dikutip dari PikiranRakyat: https://www.pikiran-rakyat.com/pendidikan/2019/03/19/indonesia-kekurangan-doktor-di-bidang-pertanian

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun