Mohon tunggu...
Ainun Jariah
Ainun Jariah Mohon Tunggu... Guru -

Penulis imaji

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Opini | Empat Hal yang Membentengi Diri dari Korupsi

21 Desember 2018   16:21 Diperbarui: 21 Desember 2018   16:45 581
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menteri Keuangan Sri Mulyani pada peringatan Hari Anti Korupsi Sedunia tahun 2016 baru-baru ini dalam satu kesempatan mengatakan bahwa cara untuk menghindari praktik korupsi ialah membangun kesadaran bahwa pejabat pemerintahan merupakan manusia biasa. 

Dalam artian maka kitalah yang bertanggung jawab membangun sistem itu. Sistem yang sesuai dengan jati diri bangsa kita, agar sifat-sifat baik kita bisa dikembangkan dan sifat buruk kita bisa dijaga dengan adanya sistem baik yang membantu kita mengendalikannya.

Bagaimana pun jika seseorang telah memiliki iman yang kuat, maka hal itu akan membantu terciptanya kesadaran. Membangun kesadaran sangat penting dalam menanggulangi perbuatan-perbuatan yang dapat memicu terjadinya korupsi. Patut bagi seluruh elemen masyarakat, terutama pemegang roda pemerintahan agar dalam kehidupannya dapat menyadari sesadar-sadarnya akan perbuatan yang diperbuat.

Transparansi Anggaran

Selain itu sikap transparansi juga perlu dikembangkan. Transparansi yang dimaksud di sini ialah transparansi anggaran dan program kerja. Dalam setiap instansi pemerintahan atau pun di suatu badan hukum negara secara totalitas patut melaporkan kegiatannya, baik yang telah dilakukan maupun yang menjadi program kegiatan yang akan datang.

Dengan hal itu, dapat memberikan kepercayaan kepada masyarakat lain, sehingga bukan hanya para lembaga pencatatan keuangan dalam hal ini PPATK atau pun badan pemeriksa keuangan yang melakukan pengawasan, melainkan seluruh masyarakat pun dapat menilai kinerja lembaga pemerintahan dengan adanya transparansi program kerja yang diumumkan untuk khalayak baik melalui media cetak maupun media online.

Budaya Malu

Hal terakhir yang patut dimiliki oleh pejabat yang kemudian dapat juga tercermin pada perilaku masyarakat adalah pentingnya budaya malu. Jika seseorang yang di dalam hatinya telah disematkan rasa malu untuk melakukan pelanggaran, maka orang itu tentu tak akan melakukan kesalahan. Sebab rasa malu telah menjadi prinsip yang harus dipegang erat dalam mengarungi kehidupan.

Dalam hal apa saja, jika kebiasaan malu untuk berbuat kejahatan sudah menjadi budaya, maka sesuatu yang mengganjal di dalam hati setiap manusia akan ditiadakan. Mereka akan rela meninggalkan hal-hal keji karena merasa perbuatan kotor tak bisa dilakukan oleh dirinya. Ia sadar bahwa malu adalah hal yang tertinggi. Jika hal itu telah tercemari, maka guna hidup sudah menjadi seperti parasit yang menyebabkan kesulitan di mana-mana.

Seseorang dengan keyakinan penuh untuk mengedepankan rasa malu terhadap perbuatan akan mampu mengenyampingkan setiap hal yang dapat menggoda dirinya melakukan kekejian. Ia sadar bahwa perilaku korupsi adalah perilaku kekejian, sesuatu hal yang sangat busuk dan meruntuhkan rasa malu. 

Oleh karenanya, penting jika budaya malu tertanam dalam diri manusia baik sebelum menjadi pejabat publik, terlebih jika sudah menjadi pejabat yang di mana dalam lingkungan pemerintahanlah yang memang rawan terhadap kekuasaan dan hal-hal yang mematikan rasa malu itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun