Puisi "Cinta Dan Benci" Karya Chairil Anwar
Oleh : 'Ainiyyah Nur Hanifah
Semua orang membutuhkan cinta dan ingin dicintai. Apa pun bentuknya - karena cinta punya definisi yang berbeda untuk setiap orang. Saya pribadi terkadang masih sulit untuk mendeskripsikan cinta karena berbicara tentang cinta adalah berbicara tentang perasaan. Perasaan "menggelitik" yang dirasakan meski tidak dapat dijelaskan seperti apa dan kenapa perasaan itu muncul. Cinta itu layaknya mantra, karena ia adalah emosi paling kuat yang dapat membuat kita terbuai di dalamnya hingga rela melakukan apapun untuk orang yang dicintai.
cinta dan benci adalah dua emosi yang saling terkait dan sering kali membingungkan manusia . Cinta, meskipun sering digambarkan sebagai perasaan positif, dapat berujung pada rasa sakit dan kehilangan. Di sisi lain, benci pun dapat berakar pada rasa cinta yang terluka atau tidak terbalaskan.Â
Aku tidak pernah mengerti.
Banyak orang menghembuskan cinta dan benci.
Dalam satu napas.
Pada Bait pertama Chairil Anwar mengungkapkan kebingungan terhadap orang-orang yang dapat menghembuskan cinta dan benci dalam satu napas. Hal ini menunjukkan bahwa kedua emosi ini dapat hadir secara bersamaan dalam diri manusia.
Seperti yang penulis gambarkan pada bait selanjutnya.Â
Tapi sekarang aku tahu.
Bahwa cinta dan benci adalah saudara.
Yang membodohi kita, memisahkan kita.
Penulis menegaskan bahwa cinta dan benci adalah "saudara" yang dapat membodohi dan memisahkan manusia. Cinta adalah sesuatu yang harus siap merasakan sakit dan kehilangan. Cinta bukan hanya tentang kebahagiaan, tetapi juga tentang ketidakpastian dan penderitaan. Sedangkan Benci adalah bagian dari cinta. Keduanya tidak bisa dipisahkan. Benci bisa muncul karena cinta yang terluka dan cinta  bisa muncul karena terlalu membenci.
Namun, puisi ini juga menunjukkan bahwa cinta memiliki sisi negatif seperti kutipan selanjutnya.Â
Sekarang aku tahu bahwa.
Cinta harus siap merasakan sakit.
Cinta harus siap kehilangan.
Cinta harus siap untuk terluka.
Cinta harus siap untuk membenci.
Cinta yang tulus harus siap merasakan sakit, kehilangan, dan terluka. Bahkan, cinta juga dapat melahirkan rasa benci. Hal ini menunjukkan bahwa cinta dan benci bukanlah dua hal yang berlawanan, melainkan dua sisi mata uang yang sama.