Mohon tunggu...
NIA
NIA Mohon Tunggu... Penulis - Finding place for ...

- Painting by the words

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kamar No. 224

7 Agustus 2021   08:07 Diperbarui: 12 Juni 2022   23:58 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source : Ariel/https://id.pinterest.com/pin/987836499492145529/

Si pria mengangguk mantap, lalu bergumam.

"Bagaimana jika kita menemui orang tuamu lagi?" Pertanyaan itu menghentikan aktivitas makan sang wanita. Ia menatap kekasihnya, lalu meraih sendok dalam genggaman si pria dan melanjutkan makan secara mandiri.

"Mereka tidak akan merestui pernikahan kita. Ada baiknya kita tidak lagi membicarakan itu. Fokus saja pada kehidupan kita berdua," ucapnya kembali menatap si pria, dibalas anggukan kepala.

Pasangan muda itu mulai membahas rencana kehidupan rumah tangga mereka hingga sepuluh tahun ke depan, juga bersendau-gurau. Percakapan terhenti tatkala terdengar suara kunci pintu terbuka, disusul dengan kehadiran seorang perawat.

Sang wanita tersenyum menyapa perawat yang membawa nampan kecil berisi obat-obatan. Senyuman itu kian lebar saat perhatiannya beralih pada si pria yang telah duduk di kursi. Perawat mengikuti arah perhatiannya dan tersenyum tertahan, lalu membantunya meminum obat.

Usai memastikan pasien meminum obat, perawat itu beranjak dengan membawa serta nampan makanan yang telah kosong. Setelah terdengar bunyi pintu terkunci dari luar, sang wanita segera mengeluarkan butiran obat yang tadi diminum. Si pria pun mendekat dan meminta sang wanita untuk berbaring di pangkuannya, lantas keduanya terdiam cukup lama, menikmati keheningan bersama.

"Adi, bisakah kamu membawaku keluar dari sini?" Sang wanita menatap penuh harap.

"Kamu bisa melakukannya tanpa bantuanku, Karina." Si pria membalas tatapan sang wanita seraya mengaitkan anakan rambut kekasihnya ke belakang telinga.

"Kembalilah. Mereka menunggumu."

"Mereka yang mengusirku, untuk apa sekarang menginginkanku?"

"Mereka masih peduli padamu."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun