Mohon tunggu...
Ani Suryani Syakur
Ani Suryani Syakur Mohon Tunggu...

Allah selalu berhasil membuatku tersenyum

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Getar

12 Juli 2013   00:11 Diperbarui: 24 Juni 2015   10:40 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Rinai hujan membasahi pilu, semilir angin menelusuk jingga

Telah kau tikam dengan membabi buta hingga jiwa-jiwa yang nelangsa menjerit

Tangis kian menggelegar mencabik tidur nyenyak yang dininabobokan

Fajar menanti..

Sementara matahari telah menggenggam bara

Tapi kau masih tertidur

Sudah berapa kali musim berganti

Hingga ranting bosan melahirkan bayi dedaun

Ia tandus bagai rumah yang tanpa hunian

Bagai hutan yang terjilat api di kemarau panjang yang menggila

Bagaimana ulat-ulat itu dapat makan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun