Belum lama ini aku ingin tahu sekali tentang hal-hal yang berhubungan dengan seseorang yang ku kenal dalam kesamaran. Aku mengikuti langkahnya dalam diam. Dalam tirai yang membatasi sisi gelap. Tirai yang sejak dahulu ku sembunyikan. Hingga, tanpa ku sadari keingintahuan itu membawa langkahku sampai di sisi jurang, angin jurang itu menyapa, ia terus menari-nari sambil berbisik, "Berhati-hatilah" dan aku menjawabnya dengan diam.
Seketika langit menurunkan hujan.. teduhan mendungnya dengan ringan membawaku di peraduan harapan. Sedikit congkak, aku menengadahkan wajah ke langit menggapai semilir angin jurang yang seketika bimbang mengarah. Hujan menerpa wajahku dan beteriak, "Apakah hujan kemarin belum cukup membasahi wajahmu?" dan aku menjawabnya dengan diam.
Matahari tak mau berlama bersembunyi di waktu pijarnya, ia mengembalikan awan mendung dan menertibkan pasukan air hujan agar perlahan menyudahi serangan kesejukkannya di wajahku. Kemudian matahari tersenyum, sambil memberikan setengah lingkar pelangi ia berkata, “Apakah rasanya masih seperti yang dulu?” dan aku menjawabnya dengan diam.
Sekarang, setengah lingkar pelangi itu menghampiri, ia berkata sambil mendekap, “biarkanlah ia dalam kesamaran, dalam tirai yang membatasi penglihatanmu.” aku pun tersenyum.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI