Saya juga rutin antar jemput sekolah. Di perjalanan pulang, anak bercerita tentang temannya. Nilai ulangannya. Atau hal kecil yang mengganggu.
Percakapan 10–15 menit itu jadi ruang aman yang susah diganti. (Kompas.id, 2025)
Jika kamu orang tua, ada beberapa momen harian dimana Ayah bisa masuk. Cukup 15 menit saja.Â
Sarapan bareng. Antar sekolah minimal tiga kali seminggu. Membaca buku sebelum tidur.
Ulangi terus. Momen kecil seperti ini bekerja sebagai pagar yang menahan gejala fatherless di rumah kita. (Kompas.id, 2025)
-
Sekarang banyak ibu bekerja penuh waktu. Data resmi Februari 2024 menunjukkan TPAK perempuan 55,41 persen dan laki-laki 84,02 persen.
Lebih dari separuh perempuan usia kerja aktif di pasar kerja. Kondisi ini masuk akal bila di sebagian fase keluarga. Dimana ayah mengambil porsi domestik lebih besar untuk sementara. (BPS Web API, 2024)
Dalam artikel Kompas.id, psikolog klinis Iindarda S Panggalo menekankan dua hal. Ayah perlu menjelaskan kondisi kerja orang tua kepada anak. Ayah juga perlu mengambil peran yang bisa digantikan agar anak tetap merasa aman.
Pengalaman saya sejalan dengan itu. Saat istri fokus merawat mertua, saya menyampaikan penjelasan dengan tenang. Anak cepat memahami kenapa beberapa hari ayah lebih sering di rumah.
Akibatnya cukup jelas. Keluarga perlu jadwal giliran yang tegas. Pagi ayah yang pegang sampai jam sembilan. Sore ibu yang ambil tugas. Malam kita bagi lagi sesuai perlu. Jadwal yang tertulis membantu anak melihat ayah hadir dengan rutin.