Kisah Fildaz (34) pada artikel Kompas.id terasa relate. Hampir lima tahun ia menjadi bapak rumah tangga. Sambil mengelola bisnis onlinenya.
Anaknya kini 4,5 tahun. Ia memilih pendekatan ngobrol saat anak minta jajanan tidak sehat.
Ada dua angka penting di sana. Lamanya komitmen pengasuhan. Serta usia anak yang sudah merasakan manfaatnya.
Keduanya menunjukkan, kehadiran ayah sehari-hari bisa berjalan beriringan dengan kerja produktif, termasuk wirausaha berbasis rumah. (Kompas.id, 2025)
Skalanya juga jelas. Analisis Tim Jurnalisme Data Harian Kompas atas data Mikro Susenas BPS Maret 2024. Menyebut sekitar 15,9 juta anak di Indonesia berpotensi tumbuh tanpa pengasuhan ayah.
Ini setara 20,1 persen dari total anak di bawah 18 tahun. Kira-kira satu dari lima anak.
Jika keluarga menambah jam hadir ayah di rumah. Termasuk lewat mengambil peran pengasuhan. Maka bagian dari 20,1 persen itu bisa ditekan. (Radio Idola Semarang, 2025)
-
Rachmat Reza, penulis yang meneliti isu fatherless, menekankan efek ketiadaan pengasuhan ayah pada emosi, sosial, fisik, dan akademik anak.
Contoh konsistensinya sederhana tapi kuat. Antar jemput dari TK sampai SMA.
Bagi saya, ini bukan soal harus sempurna setiap hari. Tapi menutup celah kecil saat anak butuh figur rujukan.