Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... ASN | Narablog

Minat pada Humaniora, Kebijakan Publik, Digital Marketing dan AI. Domisili Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Bukan Hanya Kemiskinan, Anak Putus Sekolah Akibat Gagalnya Administrasi

9 Oktober 2025   05:00 Diperbarui: 30 September 2025   22:11 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lembaga yang seharusnya memastikan identitas warga tidak bekerja sebagaimana mestinya. Akibatnya, akses Zaldin ke pendidikan tertutup rapat.

Dan itu berlangsung bertahun-tahun. Sulit untuk menyebutnya selain sebagai kegagalan total layanan administrasi sipil.

Untungnya, ada pihak yang datang membantu. WVI turun tangan lewat program sekolah keluarga dan upaya pemulihan di Palu (PaluKota.go.id, 2025).

Mereka membantu mengurus dokumen Zaldin. Mereka juga menyediakan seragam dan alat tulis (Tirto.id).

Hasilnya, Zaldin akhirnya bisa bersekolah. Ia mulai belajar di usia 10 tahun. Kabar baik, tentu saja. Juga bukti bahwa intervensi pihak luar bisa efektif.

Tapi justru di sini muncul pertanyaan besar. Mengapa urusan mendasar seperti akta dan kartu keluarga diselesaikan oleh NGO? Mengurus itu tugas pemerintah. Negara berkewajiban membiayai dan menyelenggarakan pendidikan (UUD 1945).

Jika administrasi dibereskan oleh NGO, di mana fungsi pengawasan? Kasus Zaldin perlu kita lihat ulang. Ia bukan sekadar "melawan nasib". Ia berhadapan dengan ketidakhadiran negara.

Dan ini tidak terjadi pada Zaldin saja. Angka putus sekolah di Palu tergolong tinggi. WVI mencatat 117 kasus putus sekolah per pertengahan 2025 (Tirto.id).

Catatan ini berasal dari wilayah dampingan mereka, jadi kemungkinan angka sebenarnya lebih besar. Fenomenanya mirip gunung es. Permukaan terlihat kecil, sisanya menumpuk di bawah.

Masalah lain, data pemerintah setempat tidak sejalan. Lurah Kelurahan Baru mengklaim kasus putus sekolah tinggal "1-2 orang saja" (Tirto.id).

Klaim ini perlu diuji keras. Jarak antara angka WVI dan pernyataan Lurah terlalu lebar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun