Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... ASN | Narablog

Minat pada Humaniora, Kebijakan Publik, Digital Marketing dan AI. Domisili Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kisah The Sin Nio, Pejuang Tionghoa yang Tersisih dari Sejarah

15 September 2025   03:00 Diperbarui: 10 September 2025   09:10 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rosalia Sulistiawati, menunjukkan foto neneknya, The Sin Nio dalam Gim Lokapala.(DOK. ANANTARUPA STUDIOS/ROSALIA via Kompas.com)

Yang datang justru babak paling melelahkan: berhadapan dengan tembok birokrasi demi pengakuan hak veteran.

Banyak orang menduga ini semata soal diskriminasi. Prasangka terhadap etnis Tionghoa memang nyata dan membebani hidupnya. Namun ceritanya tampaknya lebih rumit dari itu.

Penderitaannya memperlihatkan masalah yang lebih besar. Indonesia waktu itu masih sangat muda.

Pemerintahannya belum rapi. Banyak veteran lain juga terseok-seok, kesulitan membuktikan jasa mereka karena dokumen tidak lengkap atau arsip berantakan.

Kisah Sin Nio menjadi titik temu dua tragedi: diskriminasi yang melukai, dan kegagalan institusi yang belum siap merawat para pejuang.

Kisah pilu ini hampir hilang ditelan waktu. Sampai para budayawan dan peneliti menariknya kembali ke permukaan. Sejarawan Hendra Kurniawan menulis buku yang merekonstruksi narasi komunitas Tionghoa yang tersisih (Hendra Kurniawan, 2020).

Upaya tersebut disambung oleh karya budaya. Ada seri monolog "Di Tepi Sejarah" yang diproduksi Kemendikbudristek, menghadirkan kembali cerita Sin Nio ke hadapan publik (Kemendikbudristek, 2022).

Berkat kerja-kerja semacam ini, jejak perjuangannya tidak padam.

Kisah Sin Nio bukan cuma cerita sedih. Ia adalah pengingat yang terus mengetuk. Sejarah menyisakan banyak ruang kosong.

Ada ribuan pahlawan tanpa nama, dengan jasa yang tak pernah sempat dicatat. Mengingat mereka butuh kerja aktif. Kita mencari jejak, lalu menceritakan dan menghargainya.

Sebab bangsa yang besar tidak lupa. Bangsa yang besar tidak meninggalkan para pahlawannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun