Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... ASN | Narablog

Minat pada Humaniora, Kebijakan Publik, Digital Marketing dan AI. Domisili Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Jebakan Decision Fatigue di Kantor yang Perlu Diwaspadai

26 Agustus 2025   03:00 Diperbarui: 25 Agustus 2025   14:58 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi lelah. (freepik.com via Kompas.com)

Sebuah proyek bahkan bisa gagal. Reputasi perusahaan juga bisa rusak. Karena itu, banyak orang percaya.

Decision fatigue adalah musuh produktivitas. Karyawan lelah dianggap sumber masalah.

Mereka dianggap menghambat kemajuan perusahaan. Mereka juga menghambat efisiensi kerja.

Akan tetapi, apakah masalahnya sesederhana itu? Apakah keputusan buruk hanya karena itu? Apakah otak karyawan benar-benar lelah? Mungkin ada cerita lain terlewat.

Decision fatigue bisa jadi sebuah gejala. Gejala dari masalah yang lebih besar. Masalah itu bersifat sistemik organisasi.

Banyak penelitian mendukung hal tersebut. Struktur organisasi sangat memengaruhi keputusan. Hal itu ditulis di Jurnal Kolibi (2022).

Coba kita pikirkan ini lagi. Lingkungan kerja penuh ketidakpastian. Aturan mainnya sering tidak jelas.

Prioritas pekerjaan selalu berubah-ubah. Informasi untuk keputusan sering tidak lengkap.

Kondisi ini memunculkan sebuah masalah. Masalahnya bukan lagi "lelah memilih".

Masalahnya menjadi "bingung dan takut". Ini bukan sekadar kelelahan kognitif. Ini adalah frustrasi dan kecemasan. Semua timbul akibat sistem buruk.

Menyalahkan individu tentu tidak adil. Apalagi dalam sebuah sistem rusak. Menyuruh karyawan menyederhanakan hidupnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun