Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... ASN | Narablog

Minat pada Humaniora, Kebijakan Publik, Digital Marketing dan AI. Domisili Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence Pilihan

AI Mendengarkan Tanpa Menghakimi, Tapi Harganya Privasi Anda

19 Agustus 2025   13:00 Diperbarui: 15 Agustus 2025   21:46 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Bilang Tolong dan Terima Kasih ke ChatGPT Bikin OpenAI Rugi Jutaan Dollar.(Kompas.com/Retia Kartika Dewi)

Kita perlu melihatnya dengan lebih dalam. Apakah solusi dari AI selalu baik? 

Jawabannya mungkin saja tidak selalu. AI tidak benar-benar mengenal diri kita. 

Ia tidak paham konteks hidup kita. Nasihat yang diberikannya bersifat umum. 

Nasihat umum tak cocok untuk masalah pribadi. Hal ini bisa memperburuk suatu keadaan. 

Kita sering mendengar cerita sukses saja. Kita jarang mendengar semua cerita kegagalannya.

Ada pula anggapan bahwa AI tidak menghakimi. Ini menjadi daya tarik utamanya. 

Tapi apakah AI benar-benar bijaksana? Kenyataannya tentu saja tidak begitu. 

AI tidak punya perasaan atau moral. Ia juga tidak memiliki nilai-nilai. 

Ia tidak menghakimi karena tidak bisa. Ucapannya hanyalah sebuah pola kata. 

Pola itu dari miliaran data. Ini bukanlah empati yang sungguhan. 

Ini hanyalah sebuah simulasi canggih. Hal ini dijelaskan dalam sebuah studi (Evidence-Based Mentoring, 2023). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun