Pajak untuk wilayah suci Sundasembawa. Itu juga berlaku untuk Jayagiri.Â
Ini kebijakan turun-temurun dari kakeknya. Kakeknya bernama Niskala Wastu Kancana.Â
Sri Baduga melanjutkan kebijakan ini. Perintah kedua lebih detail. Sri Baduga menetapkan batas daerah.Â
Itu batas-batas daerah suci. Ada toponim seperti Munjul. Ada pula toponim Cibakengkeng.Â
Alasan kebijakan ini adalah "kenai heman i viku pun". Frasa itu berarti kasih sayang. Ungkapan itu menunjukkan kepedulian raja.Â
Ia peduli pada para wiku. Wiku adalah pendeta yang rajin. Mereka tekun mempelajari ilmu agama.Â
Ini menunjukkan hubungan erat kekuasaan raja. Hubungan ini dengan kaum rohaniwan (Gunawan dan Griffiths, 2021).
Selain itu, ada informasi lain. Prasasti Kebantenan memuat daftar silsilah. Daftar ini berisi raja-raja Sunda. Silsilah ini memvalidasi naskah Carita Parahyangan.Â
Dalam naskah itu, Sri Baduga adalah anak Dewa Niskala. Dewa Niskala disebut Ningrat Kancana.Â
Dia dikenal karena menikahi wanita larangan.Â
Sri Baduga pemimpin yang sukses. Kebijakannya manifestasi kemurahan hati. Itu juga tanda kebijaksanaannya (Danasasmita, 2015).