Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... ASN | Narablog

Minat pada Humaniora, Kebijakan Publik, Digital Marketing dan AI. Domisili Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jejak Sejarah Kerajaan Sunda dari Prasasti Kebantenan

17 Agustus 2025   01:00 Diperbarui: 14 Agustus 2025   21:43 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Prasasti Kebantenan II.(Kemdikbud via Kompas.com)

Pajak untuk wilayah suci Sundasembawa. Itu juga berlaku untuk Jayagiri. 

Ini kebijakan turun-temurun dari kakeknya. Kakeknya bernama Niskala Wastu Kancana. 

Sri Baduga melanjutkan kebijakan ini. Perintah kedua lebih detail. Sri Baduga menetapkan batas daerah. 

Itu batas-batas daerah suci. Ada toponim seperti Munjul. Ada pula toponim Cibakengkeng. 

Alasan kebijakan ini adalah "kenai heman i viku pun". Frasa itu berarti kasih sayang. Ungkapan itu menunjukkan kepedulian raja. 

Ia peduli pada para wiku. Wiku adalah pendeta yang rajin. Mereka tekun mempelajari ilmu agama. 

Ini menunjukkan hubungan erat kekuasaan raja. Hubungan ini dengan kaum rohaniwan (Gunawan dan Griffiths, 2021).

Selain itu, ada informasi lain. Prasasti Kebantenan memuat daftar silsilah. Daftar ini berisi raja-raja Sunda. Silsilah ini memvalidasi naskah Carita Parahyangan. 

Dalam naskah itu, Sri Baduga adalah anak Dewa Niskala. Dewa Niskala disebut Ningrat Kancana. 

Dia dikenal karena menikahi wanita larangan. 

Sri Baduga pemimpin yang sukses. Kebijakannya manifestasi kemurahan hati. Itu juga tanda kebijaksanaannya (Danasasmita, 2015).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun