Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... ASN | Narablog

Minat pada Humaniora, Kebijakan Publik, Digital Marketing dan AI. Domisili Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Mengapa Desain Ponsel Sekarang Tidak Seberani Dulu?

17 Agustus 2025   07:00 Diperbarui: 14 Agustus 2025   17:16 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Deretan ponsel Nokia yang menarik banyak perhatiancdi masanya.(Pocket Lint via Kompas.com)

Ponsel tahun 2000-an adalah fenomena desain unik. Bentuknya sangat beragam dan juga eksperimental. 

Ada ponsel dengan model lipat (flip) elegan. Ada juga ponsel dengan layar geser (slide). Layar itu menampilkan papan ketik untuk pengguna. Beberapa desain bahkan berani untuk tampil beda. 

Contohnya adalah Nokia N-Gage yang fenomenal. Ponsel itu dirancang mirip konsol game genggam (Inet Detik, 2020). 

Setiap merek besar terus berlomba-lomba saat itu. Mereka menciptakan identitas visual paling menonjol. Mereka merilis ponsel dengan desain sangat berani. Ponsel mereka juga penuh dengan warna-warni cerah (Singa.id, 2022).

Banyak orang berpendapat tentang kekayaan desain ini. Desain kaya muncul karena keterbatasan teknologi dulu. 

Logika berpikir tersebut memang cukup masuk akal. Fitur internal ponsel belum secanggih saat ini. 

Maka produsen mengalihkan fokus utama mereka. Fokus beralih ke elemen paling mudah dimodifikasi. Elemen itu adalah penampilan luar sebuah ponsel. 

Desain menjadi alat pemasaran yang sangat utama. Tujuannya menarik hati konsumen kala itu (Tirto.id, 2025). Pasar ponsel sedang tumbuh dengan sangat pesat. Teknologi layar saat itu juga sangat bervariasi. 

Ada layar monokrom hingga layar warna sederhana. Belum ada tuntutan aplikasi yang rumit. Jadi desainer memiliki kanvas yang lebih bebas. Mereka lebih leluasa untuk terus berkreasi.

Namun cara pandang itu mungkin kurang lengkap. Ada perspektif lain yang juga perlu dilihat. Era itu adalah era "kebebasan kreatif" luar biasa. 

Industri ponsel belum punya standar desain baku. Kondisi itu tak seperti era ponsel sekarang. Format layar sentuh besar menjadi sebuah norma (IDN Times, 2023). 

Para insinyur dan desainer melakukan eksperimen murni. Mereka mencoba berbagai macam bentuk ponsel baru. Mereka mencari keseimbangan antara banyak aspek penting. 

Aspek itu adalah ergonomi, estetika, dan kebaruan. Ini bukanlah sekadar sebuah bentuk kompensasi belaka. Ini adalah eksplorasi aktif dari para desainer.

Faktor permintaan pasar memegang peranan sangat krusial. Konsumen melihat ponsel sebagai perpanjangan identitas diri. P

onsel juga menjadi cerminan gaya pribadi mereka. Ponsel bukan hanya sebuah alat komunikasi biasa. Ponsel adalah aksesori fesyen yang sangat penting. Posisinya setara tas atau jam tangan mewah (Dewi Magazine, 2023). 

Budaya populer menjadi pendorong utama tren tersebut. Selebriti dan film sering menampilkan ponsel ikonik. Hal ini memicu keinginan massal dari masyarakat. Mereka ingin memiliki perangkat serupa yang populer (Tirto.id, 2025).

Semua ini mulai berubah secara sangat drastis. Pemicunya adalah peluncuran iPhone pertama tahun 2007. iPhone memperkenalkan teknologi layar sentuh yang superior. iPhone juga membawa sebuah paradigma desain baru. 

Paradigma itu adalah "layar adalah seorang panglima". Sejak saat itu, desain ponsel menjadi seragam. Bentuk dasarnya hanya lempengan kaca persegi panjang. 

Fokus utama industri telah bergeser sepenuhnya. Tujuannya untuk memberi pengalaman aplikasi maksimal (IDN Times, 2023). 

Beberapa orang merasa ponsel modern kurang bernyawa. Mereka merindukan keunikan fisik ponsel zaman dulu.

Akan tetapi, kreativitas ponsel modern tidak hilang. Kreativitas tersebut hanya mengalami transformasi bentuk. Dulu kreativitas diekspresikan lewat bentuk fisik. 

Contohnya adalah warna dan bentuk dari casing. Sekarang personalisasi terjadi di dalam layar ponsel. Pengguna mengekspresikan diri lewat banyak cara. 

Misalnya lewat pemilihan tema dan wallpaper dinamis. Juga lewat susunan widget dan aplikasi (Liputan6.com, 2015). 

Kustomisasi ini sifatnya menjadi jauh lebih personal. Sifatnya juga menjadi lebih fungsional bagi pengguna. Identitas pengguna tidak lagi tecermin dari luar. Identitas tecermin dari ekosistem digital dalamnya.

Medan persaingan dalam industri ponsel berevolusi. Dulu merek bersaing memajang desain paling mencolok. 

Kini persaingan ada di ranah spesifikasi teknis. Spesifikasi itu sering kali tidak terlihat langsung. Misalnya kualitas sensor kamera dan kecepatan prosesor. Juga kekayaan ekosistem perangkat lunak pendukung (IDN Times, 2023). 

Ponsel telah bertransisi menjadi perangkat canggih. Ponsel menjadi pusat kendali kehidupan digital kita. 

Perubahan fungsi fundamental ini membentuk desain modern. "Nyawa" perangkat kini ada dalam fungsi teknologi (Liputan6.com, 2015).

***

Referensi:

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun