Pendekatan ke lawan jenis, memiliki nama yang populer. Sebutannya adalah PDKT. PDKT merupakan sebuah fase perkenalan.Â
Fase ini seringkali terasa membingungkan. Fase ini juga terasa penuh ketidakpastian. Oleh karena itu banyak orang bingung. Mereka merasa bingung menentukan arah. Arah dari interaksi yang sedang terjalin.Â
Ada beberapa pertanyaan yang muncul. Apakah ini hanya pertemanan biasa? Akankah ini berkembang menjadi hubungan? Sebuah hubungan yang lebih serius? Ataukah ini hanya pengisi waktu luang?Â
Niat yang tidak jelas sangat berbahaya. Hal itu berpotensi menimbulkan sakit hati.Â
Pada dasarnya PDKT adalah tahap pengenalan. Di tahap ini dua orang saling mengenal. Mereka mengenal karakter satu sama lain. Mereka bisa mengenal lebih dalam lagi. Semua tanpa adanya sebuah komitmen resmi (Liputan6.com, 2024).
Dalam sebuah proses PDKT, perasaan bisa muncul. Misalnya perasaan "baper" atau bawa perasaan. Juga perasaan "geer" atau gede rasa.Â
Munculnya perasaan seperti ini sangat wajar. Hal ini adalah bagian dari dinamika. Sebuah dinamika interaksi yang romantis (Kumparan, 2023).Â
Namun ada kunci utama dalam hal ini. Kunci utamanya adalah pada kemampuan diri. Kemampuan untuk mengelola emosi tersebut.Â
Menekan perasaan seringkali dinilai tidak efektif. Tindakan itu malah menimbulkan masalah baru. Sebaliknya, regulasi emosi sangatlah penting.Â
Regulasi emosi yang adaptif menjadi fondasi. Fondasi untuk menjaga hubungan tetap sehat (VIVA.co.id, 2024).Â
Ini bukan berarti Anda harus menolaknya. Anda tidak boleh menolak perasaan muncul.Â