Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... ASN | Narablog

Minat pada Humaniora, Kebijakan Publik, Digital Marketing dan AI. Domisili Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Candi Sukuh, Cerminan Spiritualisme Majapahit yang Disalahpahami

27 Juli 2025   17:00 Diperbarui: 26 Juli 2025   01:07 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Candi Sukuh di Karanganyar, Jawa Tengah.(KOMPAS.com/ANGGARA WIKAN PRASETYA)

Namun, peneliti Hariani Santiko berbeda. Beliau berpendapat lain mengenai hal itu. Dia melihat Bhima sebagai mediator. Yang menghubungkan manusia dengan Dewa Śiwa. Karena pengetahuannya yang sangat tinggi. (Tirto.id, 2023; BRIN eJournal). 

Perdebatan ini menunjukkan kompleksitas tafsir. Bukti arkeologi bisa punya banyak arti. Itu tergantung dari sudut pandang. Serta teori yang akan dipakai. 

Keragaman tafsir ini sangat menarik. Memperkaya pemahaman sejarah kita. Tentang fungsi dan makna candi. Bagi masyarakat pada zaman dahulu.

Selain Bhima, ada cerita Sadewa. Cerita itu dalam konteks Sudhamala. Yang digambarkan juga di Candi Sukuh. "Sudhamala" sendiri berarti "bersih noda". Ini sangat lekat tradisi ruwat. Atau penyucian diri masa Majapahit. (Tirto.id, 2023; Umah Ramah). 

Candi ini juga punya relief Bhimaswarga. Relief itu berkisah tentang Bhima. Upaya Bhima membebaskan ayahnya neraka. (Repositori Kemdikbud). 

Keterkaitan Sudhamala dan Bhimaswarga. Dapat diartikan sebagai upaya penyucian. Baik untuk roh orang meninggal. Maupun sebagai panduan spiritual. Untuk membersihkan dosa selama hidup. Demi mencapai "sunyata" atau pencerahan. 

Hal ini menunjukkan Candi Sukuh. Mungkin berfungsi pusat pendidikan spiritual. Membimbing manusia menuju kesucian sejati.

Candi Sukuh adalah artefak penting. Artefak itu merekam pemikiran masyarakat. Terutama pada akhir era Majapahit. Termasuk kepercayaan pada kesuburan. Juga siklus hidup dan mati. Serta pencarian pembebasan spiritual. 

Seiring waktu, kondisi Candi Sukuh. Kini menghadapi banyak sekali tantangan. Upaya restorasi terus selalu dilakukan. Oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya. (Repositori Kemdikbud; Perpusnas). (BPCB). 

Namun, kerusakan akibat kunjungan massal. Tetap menjadi ancaman yang serius. Terutama pada kondisi relief lingga-yoni. Yang memerlukan perhatian khusus sekali. 

Kerja sama pemerintah dan masyarakat. Sangat penting untuk menjaga kelestarian. Demi warisan budaya bangsa ini. Dengan melepaskan bias masa modern. Dan melihatnya dalam konteks zamannya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun