Candi Sukuh peninggalan megah. Candi ini di kaki Gunung Lawu. Candi ini sering memicu perdebatan. Karena label "candi erotis" padanya.Â
Label ini muncul karena adanya relief. Juga arca yang menggambarkan alat kelamin. Atau adegan persetubuhan (Liputan6, 2022).Â
Namun, pandangan ini adalah penyederhanaan. Candi Sukuh dibangun akhir era Majapahit. Yaitu sekitar tahun 1437 Masehi. Ini pada masa pemerintahan Ratu Suhita. Ratu Suhita memerintah (1429–1446 Masehi). (Wikipedia; Liputan6, 2024).Â
Pada masa itu makna simbolnya. Jauh berbeda dari tafsiran modern. Itu semua sangat penting diingat. Untuk memahami konteks candi tersebut. Sehingga kita bisa melihat lebih dalam. Daripada sekadar pandangan permukaan saja.Â
Pemahaman ini membuka wawasan baru. Tentang nilai filosofis candi itu. Dan bagaimana masyarakat kuno berpikir. Simbolisme tersebut sangat kaya makna.
Dalam konteks Hindu-Buddha kuno. Gambaran seksualitas memiliki makna mendalam. (Intisari Grid).Â
Lingga adalah simbol dari maskulin. Dan yoni adalah simbol feminin. Keduanya adalah representasi penciptaan semesta. Mereka melambangkan kesuburan dan kehidupan. Serta siklus hidup berkelanjutan (CNN Indonesia, 2021). (IAIN Surakarta ePrints).Â
Adegan persetubuhan bukan tentang nafsu. Melainkan metafora penyatuan kekuatan kosmis. Juga keseimbangan antara maskulin feminin. Untuk mencapai keutuhan spiritual (Liputan6, 2022).Â
Jadi menyebut Candi Sukuh "porno". Adalah sebuah kekeliruan sangat besar. Yang mengabaikan kekayaan filosofi dibaliknya. Ini bentuk penilaian masa lalu.Â
Dengan menggunakan kacamata masa kini. Kita harus hindari pandangan sempit itu. Agar apresiasi budaya lebih baik. Hal itu menunjukkan pemahaman mendalam.
Salah satu sosok sentral di sana. Adalah Bhima salah satu anggota Pandawa. Relief Bhima sangat menonjol sekali. Pandangan lama menganggap candi ini. Sebagai tempat pemujaan untuk Bhima. Bhima dianggap perwujudan Dewa Åšiwa.Â