Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... ASN | Narablog

Minat pada Humaniora, Kebijakan Publik, Digital Marketing dan AI. Domisili Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Dari Orde Lama Hingga Reformasi, Kabinet Penentu Stabilitas Negara

26 Juli 2025   15:00 Diperbarui: 19 Juli 2025   16:21 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pelantikan Menteri Kabinet Merah Putih. (Youtube Kompas TV via Kompas.com)

Setiap kali presiden baru dilantik, pernahkah terpikir? Apa bedanya dengan pelantikan zaman Soekarno atau Soeharto?

Jangan kira pelantikan cuma seremoni biasa. Prosesnya bisa tunjukkan arah negara kita. 

Kalau salah pilih atau salah langkah, dompet kita bisa tipis. Harga kebutuhan bisa naik. Bahkan pekerjaan jadi susah dicari. Ini bukan urusan pejabat. Ini urusan perut kita semua.

Melihat sejarah pelantikan presiden dan kabinet, kita sadar satu hal. Setiap era punya tantangan beda. Cara kepemimpinannya juga berbeda. 

Dari Sukarno hingga Jokowi, cara mereka membentuk kabinet sangat penting. Kebijakannya memengaruhi stabilitas negara. 

Contohnya, di era awal kemerdekaan. Kabinet sering gonta-ganti. Kondisi politik belum stabil. Terutama akibat sistem multi-partai. Juga seringnya mosi tidak percaya dari parlemen. [Kumparan.com, 2023; Pijar Article, 2023] 

Bahkan, saat era Demokrasi Terpimpin, ada kabinet sangat besar. Jumlah menterinya sampai 132 orang. Namanya Kabinet Dwikora II. [Sekretariat Kabinet RI, t.t.] 

Jumlah ini bikin kaget, kan? Bandingkan dengan era Reformasi. Era ini lebih fokus pada efektivitas. Juga fokus pada profesionalisme. 

Presiden Joko Widodo, misalnya, menjaga keseimbangan. Dalam kabinetnya ada politisi dan profesional. [Republika Online, 2021] 

Pola ini menunjukkan sesuatu. Kestabilan politik dan pembangunan ekonomi sangat tergantung formasi kabinet. Kabinet harus solid dan terencana. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun