Kenapa ini penting? Indonesia selama ini tergantung pada Surat Utang Negara (SUN). Tapi, utang luar negeri itu mahal. Bunga dan utang jatuh tempo menambah beban negara.Â
NDB bisa membantu menekan biaya pembiayaan, yang penting untuk stabilitas anggaran.
Selain itu, Indonesia juga bisa mendapatkan keuntungan dari keanggotaan BRICS.Â
M. Rizal Taufikurahman, Kepala Center of Macroeconomics Indef, bilang keanggotaan ini bisa memperluas pasar ekspor. Ini juga mengurangi ketergantungan pada dolar AS dan membuka peluang ekonomi dengan Cina, India, dan Brazil.
Tapi, peluang besar ini juga punya tantangan yang harus kita perhatikan.
Awas Jebakan Utang! Risiko di Balik Pinjaman NDB
Banyak yang berharap besar dengan NDB, tapi ada beberapa risiko. Salah satunya masalah utang. Sekarang, Indonesia sudah punya utang besar.Â
Menurut Bhima Yudhistira, hampir 45% APBN digunakan untuk bayar bunga dan utang jatuh tempo. Itu angka yang besar dan bikin keuangan negara jadi rentan.
Masalah ini makin rumit dengan biaya untuk bergabung dengan NDB. Indonesia harus bayar penyetoran modal dan membership fee. Meskipun jumlahnya mungkin nggak terlalu besar, biaya ini tetap harus dihitung dalam anggaran negara.
Selain itu, ada kekhawatiran kalau NDB justru jadi alat China untuk memperluas pengaruh. China, sebagai anggota BRICS terbesar, punya banyak kepentingan di NDB.Â
Bhima Yudhistira bilang, kita harus hati-hati agar nggak terjebak dalam kesepakatan yang menguntungkan China lebih banyak.
Bijak Kelola Peluang, Jangan Sampai Jadi Bumerang
Jadi, bagaimana agar Indonesia bisa manfaatkan NDB dengan maksimal? Semua tergantung bagaimana pemerintah mengelola peluang ini.Â