Hal ini menunjukkan betapa drastisnya dampak kebijakan tersebut, yang memaksa ASN mencari alternatif untuk mendapatkan kenyamanan dalam situasi yang tidak ideal.
Efisiensi Anggaran atau Kehilangan Semangat Kerja?
Reaksi para ASN terhadap kebijakan ini cukup beragam. Kantor yang dulunya nyaman kini berubah menjadi ruang kerja yang menghambat produktivitas, memaksa ASN mencari alternatif agar tetap bersemangat.Â
Salah satu ASN yang tidak ingin disebutkan namanya mengungkapkan bahwa sebelum kebijakan ini diterapkan, para pegawai biasa bersemangat menyelesaikan pekerjaan, meski harus lembur tanpa bayaran tambahan.Â
Kini, tanpa fasilitas pendukung, mereka lebih memilih pulang tepat waktu karena suasana kantor yang tidak kondusif.
Sungguh kontras dengan kebijakan yang bertujuan menghemat anggaran, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa kesejahteraan kerja ASN menjadi salah satu aspek yang terdampak cukup signifikan.Â
Apakah hemat biaya benar-benar sebanding dengan hilangnya semangat kerja?
Informasi dari BKN dan artikel Tribunnews (2025) mengonfirmasi bahwa efisiensi anggaran telah mengganggu kenyamanan kerja ASN secara signifikan.Â
Pengurangan fasilitas ini telah memaksa ASN untuk mengubah cara mereka menikmati waktu istirahat.Â
Situasi ini menunjukkan bahwa kebijakan penghematan anggaran yang diterapkan saat ini sudah merambah ke aspek keseharian para ASN.Â
Hal ini menimbulkan pertanyaan serius mengenai apakah penghematan yang dilakukan sudah sebanding dengan dampak negatif yang terjadi di lapangan.
Selain itu, pengaruh kebijakan efisiensi anggaran ini juga menyebar ke aspek lain dalam pelayanan publik.Â