Mohon tunggu...
Ahmad Syifa Bifana
Ahmad Syifa Bifana Mohon Tunggu... Mahasiswa

Mahasiswa aktif di perguruan tinggi Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bonus Demografi: Indonesia Emas 2045 atau Indonesia Cemas 2045?

22 Agustus 2025   13:45 Diperbarui: 22 Agustus 2025   13:42 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Fenomena bonus demografi dan pengangguran terdidik memiliki keterkaitan yang erat. Pengangguran terjadi karena ada tenaga kerja yang tidak terserap oleh permintaan pasar tenaga kerja atau perusahaan. Tidak terserapnya pekerja ke suatu pasar atau perusahaan saat ini bukan karena mereka tidak memiliki kompetensi dan ilmu. Data BPS mencatat, lebih dari 60% pengangguran di Indonesia merupakan orang berpendidikan atau yang bisa kita sebut sebagai pengangguran terdidik. Peningkatan jumlah pengangguran terdidik saat ini, salah satunya disebabkan oleh adanya bonus demografi yang seharusnya memberikan peluang bangsa Indonesia untuk mewujudkan visi Indonesia Emas 2045, namun malah dikelola dengan kurang baik. Sehingga keberlimpahan sumber daya manusia atau tenaga kerja yang dimiliki bangsa Indonesia ini malah menjadi boomerang untuk kita.

Perekonomian yang seharusnya tumbuh pesat karena adanya bonus demografi, justru melambat karena banyaknya pengangguran. Hal ini tentu saja memerlukan perhatian yang lebih intensif. Fenomena bonus demografi tidak secara terus-menerus terjadi, sehingga bonus demografi yang datang saat ini harus dimanfaatkan secara maksimal. Peningkatan sumber daya manusia yang ada seharusnya didorong untuk meningkatkan produktivitas negara, bukan meningkatkan angka pengangguran. Oleh karena itu, perlu adanya analisis mengenai faktor-faktor apa saja yang menyebabkan tingginya angka pengangguran di Indonesia, khususnya pengangguran terdidik.

Menurut Citra et al. (2025), salah satu akar masalah yang menyebabkan tingginya angka pengangguran terdidik adalah ketidaksesuaian keterampilan atau skill mismatch. Hal ini dikarenakan apa yang diajarkan di institusi pendidikan tidak sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh perusahaan atau penyedia kerja secara rill. Pendidikan teoritis yang lebih diutamakan membuat lulusan institusi pendidikan menjadi kurang siap menghadapi tantangan serta kebutuhan dunia kerja. Meskipun ada institusi pendidikan seperti Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang telah mengadakan magang atau praktik kerja industri, namun proporsi pengangguran lulusan SMK masih tetap tinggi. Ini disebabkan oleh banyaknya siswa yang menganggap bahwa magang atau prakerin hanya formalitas, sehingga mereka tidak terlibat secara mendalam. Selain itu, banyak lulusan perguruan tinggi yang bekerja di luar bidang yang mereka ambil tentu saja menggambarkan ketidakefektifan sistem pendidikan saat ini.

Kesimpulan

Pemerintah sebagai pembuat kebijakan diharapkan mampu melakukan intervensi dalam hal memperbaiki sistem pendidikan bangsa Indonesia. Pemerintah juga dapat mengambil contoh dari negara lain ketika mengalami bonus demografi. Negara-negara yang berhasil memanfaatkan bonus demografi yang telah mereka alami diantaranya adalah Jepang (1950 -1980), Korea Selatan (1960-1990), dan Singapura (1970-2000). Negara-negara tersebut berhasil memanfaatkan bonus demografinya melalui fokus pada investasi bidang pendidikan, kesehatan, pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia, serta infrastruktur dan teknologi yang dapat mendorong terciptanya lapangan kerja dan menurunkan jumlah pengangguran. Namun perlu diperhatikan bahwasannya sebelum berfokus pada investasi pendidikan, perlu adanya evaluasi terhadap sistem pendidikan yang saat ini dijalankan. Agar tidak hanya menambah jumlah pengangguran terdidik di Indonesia serta dapat mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.

Referensi

Manik, Citra Wulandari et al. (2025). Analisis Bonus Demografi Ditengah Tingginya Pengangguran Terdidik di Indonesia. Geosfera: Jurnal Penelitian Geografi (GeoJPG) Vol. 4. No.1. Juni 2025, Hal. 86-96.

Marwatika, Arum & Eni Setyowati. (2025). Pengaruh Angka Partisipasi Sekolah, Pertumbuhan Penduduk, dan Tingkat Pengangguran Terbuka Terhadap Kemiskinan di Indonesia. EKONOMIKAWAN : Jurnal Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan Volume 25, No.1 Juli 2025.

Budiani, Intan Shabrina et al. (2025). Dinamika Pengangguran Berdasarkan Pendidikan di Indonesia 2021-2024. Journal of Social Science and Multidisciplinary Analysis Vol. 2 No. 1, Maret 2025.

Alexandra, Wilhelmina. (2024). Indonesia Jadi Negara dengan Penduduk Terbanyak ke-4 di Dunia. Retrieved August 20, 2025, from https://data.goodstats.id/statistic/indonesia-jadi-negara-dengan-penduduk-terbanyak-ke-4-di-dunia-DfGK7

Badan Pusat Statistik. (2025, 6 Februari). Tingkat Pengangguran Terbuka Berdasarkan Tingkat Pendidikan. Retrieved August 20, 2025, from https://www.bps.go.id/id/statistics-table/2/MTE3OSMy/unemployment-rate-by-education-level.html

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun