Mohon tunggu...
ahmad yakub
ahmad yakub Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pengaruh Motivasi dan Disiplin terhadap Produktivitas Kerja

18 Agustus 2017   10:54 Diperbarui: 18 Agustus 2017   11:07 2966
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

  • ABSTRAK

            

 Pengaruh motivasi kerja guru terhadap Produktivitas kerja  guru MTs Negeri 3  dan MAN 4 Pondok Pinang Jakarta Selatan. Hal ini berarti semakin  motivasi kerja guru tinggi maka kinerja guru semakin baik pula. Sebaliknya semakin rendah motivasi kerja guru maka produktivitas kerja guru semakin kurang baik. Dari hasil perhitungan analisis regresi linear berganda motivasi kerja dan disiplin kerja serta  produktivitas  kerja guru dan karyawan diperoleh persamaan regresi yaitu Y= 21,173 + 0,709X1.

Pengaruh Disiplin kerja guru berpengaruh secara signifikan terhadap Produktivitas kerja  guru  MTs Negeri 3  dan MAN 4 Pondok Pinang Jakarta Selatan. Hal ini berarti semakin tinggi disiplin kerja maka kinerja guru semakin baik pula. Sebaliknya semakin rendah disiplin kerja guru maka produktivitas kerja guru semakin kurang baik. Dari hasil analisis regresi dirumuskan Y= 21,17 + 0,312X2. 

Pengaruh yang signifikan secara simultan disiplin kerja dan motivasi  kerja terhadap produktivitas kerja guru MTs Negeri 3  dan MAN 4 Pondok Pinang Jakarta Selatan. Hal ini  berarti semakin tinggi disiplin kerja  dan motivasi kerja guru maka produktivitas kerja  guru semakin baik pula. Sebaliknya semakin rendah disiplin dan motivasi kerja guru maka produktivitas kerja guru semakin kurang baik. Dari hasil perhitungan analisis regresi linear berganda motivasi kerja dan disiplin kerja serta  produktivitas  kerja guru dan karyawan diperoleh persamaan regresi yaitu Y= 21,173 + 0,709X1 + 0,312X2.

Kata kunci:  Motivasi, Disiplin, dan Produktivitas kerja  Guru

 

A. PENDAHULUAN

 Pendidikan merupakan salah satu dimensi  penting untuk terus menerus dikembangkan. Melalui pendidikan yang bermutu akan menciptakan manusia-manusia yang memiliki kinerja yang baik  serta  menghasilkan lulusan  yang akan lebih mampu dan menjadi pegawai yang dapat mengemban tugas pekerjaannya lebih baik  serta kompeten dan berdaya saing lokal dan  Internasional.Produktivitas pendidikan berbeda dengan hasil produksi benda dan jasa lain yang mudah dihitung dan diukur, sehingga pada akhirnya diperoleh lulusan yang berkualitas, sesuai dengan kebutuhan.

 Pendidikan sangat mengharapkan produktivitas kerja pada setiap  stakeholder, baik kepala sekolah, guru, dan karyawan. Sebab, produktivitas kerja stakeholder sangat berimplikasi pada lulusan bermutu secara kuantititas dan  kualitas. Secara kuantitas menghasilkan banyak lulusan, sedangkan  berkualitas artinya output atau lulusan yang memiliki kompetensi-kompetensi yang sesuai dengan tuntutan dunia kerja, mutu lulusan diharapkan   memiliki kualitas dan  sesuai dengan  kebutuhan masyarakat akan besar pengaruhnya terhadap produktivitas organisasi.

Pada dasarnya guru memiliki tiga tugas pokok, yakni merencanakan pembelajaran, menjalankan proses pembelajaran, dan mengevaluasi pembelajaran. Ketiga hal tersebut harus dilakukan guru dengan rencana yang baik, proses kerja baik, dan hasil kerja yang baik. Namun,  masih  ada guru yang kurang  mampu dan mau merencanakan pembelajaran dengan baik, kurang mampu  menyusun  silabus, menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran, membuat media serta membuat instrument penilaian dengan baik, serta menyampaikan pembelajaran yang masih bersifat ceramah, tanya jawab atau pembelajaran terpusat pada guru  (teacher center), sehingga guru menjadi  kurang produktif.[1]Temuan guru kurang produktif terdapat  di enam di MTsN, yaitu Madrasah Tsanawiyah Negeri Olak Kemang, Madrasah Tsanawiyah Model Jambi, Madrasah Tsanawiyah Jambi Timur,  Madrasah Tsanawiyah Negeri Sijinjang, Madrasah Tsanawiyah Kenali Besar, dan Madrasah Tsanawiyah Negeri Talang Bakung. Semua itu merupakan hasil dari wawancara dengan para MTs N se-Kota Jambi,  dan dapat diperoleh kesimpulan bahwa guru yang sudah sertifikasi pada MTs Negeri Kota Jambi saat ini belum menunjukkan peningkatan kinerjanya secara positif dalam proses pembelajaran. Para guru belum maksimal dalam melaksanakan proses pembelajaran sebagaimana yang diamanatkan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional. Hal ini dilihat dari kesiapan mengajar, penguasaaan materi pembelajaran, dan penerapan kurikulum tingkat satuan pelajaran yang belum optimal. Kondisi ini disebabkan oleh faktor kesadaran guru itu sendiri, dan kurangnya perhatian kepala madrasah serta pengawas terhadap peningkatan kinerja guru dalam proses pembelajaran. Secara umum, pelaksanaan sertifikasi guru belum memperlihatkan dampak positif terhadap peningkatan kinerja guru dalam proses pembelajaran di dalam kelas.[2]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
  20. 20
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun