Dialektika Dialog : Dua ruang hampa.
0/
Dan alamat ilahku padamu
Dia mengajakmu menafsir ayat yang senyap Bentuk-bentyk morgana dan fatamorgana dari ruang mihrab dunia
dan akhirat.
Dan alamat ilahku pada rindu Sebuah risalah bisu yang akau tak lagu di sana dalam sorot matamu : Mencari, "kemana?" "Kemana?" Ayah kemana?"
1/
 Lihat, wajahmu segurat mirip garis takfir di wajahku mencari dilema tuhan pada baris isyarat dan tanda dalam kehidupan semesta. Kitaran angin menghembuskan bau keghaiban dan waktu - tak terkecuali cahaya yang sublim dan bisu. "Masih merengkuh namamu dqlam bulu roma (wi) ku.
 Tabir yang bercerita mampulah kutatap wajahmu yang sayu dan layu.
Menunggu air hujan menyiram rindu jadi pasang ombak di lauran cinta. -Mu.
B. Lampung, 21 Januari 2024
A.W. al-faiz.