Mendambamu..Aku bagaikan petani yang berharap mampu Memanen padi di persawahan..
Kali ini saja aku menyapamu; menatap wajahmu; melihat senyuma indahmu. Tapi jejakmu tak mungkin hilang dari ingatanku ketika rindu mengetuk batinku.
Kali ini saja aku menyapamu; menatap wajahmu; melihat senyuma indahmu. Tapi jejakmu tak mungkin hilang dari ingatanku ketika rindu mengetuk batinku.
Seorang perempuan yang akhirnya membuka hatinya untuk seorang lelaki pilihannya setelah sekian lama Ia menutup hatinya rapat-rapat.
Kau adalah bait bait puisiRaut wajahmu menggoresLewat kedua kelopak matamuMembuat aku mampu bercerita
Kulukis wajamu pada sepidi atas senggasana rembulan malam
Walau kita pernah pecah menjadi air mata. Baca selengkapnya di sini
Wajahmu yang masih begitu jelas di mataku. Suaramu yang masih terekam jelas dalam memoriku
Dan alamat ilahku pada rindu Sebuah risalah bisu yang akau tak lagu di sana dalam sorot matamu : Mencari, "kemana?" "Kemana?" Ayah kemana?"
Mendengar kabarkau jatuh di depan api yang perlahan membakar wajahmu di malam yang sepi
Aku rindu kita yang dulu; semua tentang kenangan yang telah berlalu
Di wajahmu berseri mentari pagi, Cahayanya menyinari langit hati, Senyummu bagai sinar yang mengalir, Menghangatkan jiwa, mengusir sepi.
Tumbang segala rasa dan makna ketika kamu tidak lagi di sisi.
Wajahmu yang Berkulit bersih tanpa corak Noda.. Seputih salju yang berjatuhan dimusim dingin
Puisi yang meneritakan kerinduan seseorang yang telah lama tidak bertemu
Perutmu berisi nasi kuningtapi wajahmu seperti nasi putih, pucat
Cantikmu pasti akan hilang jika raut wajahmu berubah
Hembus angin masuk tanpa mengetuk, Lembut, bagai jemari tanganmu waktu itu