Mohon tunggu...
Ahmad Syaihu
Ahmad Syaihu Mohon Tunggu... Guru - Guru MTsN 4 Kota Surabaya
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Suka menulis dan berbagi tulisan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pelangi Senja

7 Desember 2022   19:41 Diperbarui: 7 Desember 2022   20:01 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Jalanan mengombak tanpa suara 

Desir angin berbisik merdu mendayu

Dinginnya menembus kisi jendela hati terdalam 

Burung-burung merinai lembut di antara reranting pohon

Settitik mutiara merana di hamparan padang ilalang 

Pendam sejuta asa yang tak sempat berulang


Embusan bayu belai dedaunan 

Gemerisik nyanyian ranting belah kesunyian

Awan putih menghitam pekat naungi cakrawala 

Rintik hujan mulai taburi tanah penuh debu 

Kisahkan kenangan tentang rindu

Setitik mutiara memendam semua dendam rindu 

Rindu tak tersampaikan oleh senja jingga


Aku selalu menunggunya saat rintik hujan mulai reda 

Pesona indah mewarna hiasi cakrawala

Sejenak buatku terpaku di dinginnya bayu 

Dia datang di saat kumerapuh

Hadirnya memberiku kebahagiaan walau sekejap

 Sama sepertimu yang datang saat ku rapuh 

Memberiku warna di hati sesaat, tidak selamanya 

Lalu kau pergi tinggalkan asa

Membawa warna warni indah pesonanya

*****

Kota Pudak, 7 Desember 2022

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun