Mohon tunggu...
Ahmad Subagiyo
Ahmad Subagiyo Mohon Tunggu... Apoteker

Tenaga pengajar Program Studi D3 Farmasi Politeknik Tiara Bunda Depok dan penggiat farmasi berkelanjutan. Seluruh tulisan merupakan pendapat/opini pribadi dan tidak mewakili instansi manapun.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kangen Open Donasi: Perjuangan (Apoteker) Sudah Tamat?

15 Juni 2025   00:05 Diperbarui: 15 Juni 2025   00:23 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

CILEUNGSI, SUBAGIYO - Dulu, setiap isu kesehatan yang menyentuh urat nadi publik selalu dibarengi dengan satu hal yang sakral: open donasi.
Semangat perjuangan membara, akun media sosial penuh ajakan, grup WA nyala 24 jam. Nomor rekening bendahara, transfer antar bank, e-wallet, waktu itu belum familiar QRIS --- semua siap menampung "niat baik untuk perubahan".

Kini semua itu... hilang.

Open donasi sepi. Broadcast sudah mati. Bahkan, admin grup perjuangan pun tak lagi memberi kabar. Pertanyaannya:
"Apakah perjuangan sudah tamat karena saldo sudah lunas?"

Dari Teriakan Lantang ke Senyap Jabatan

Dulu, mereka yang paling keras bicara soal sistem yang timpang kini justru menjadi bagian dari sistem. Yang dulu turun ke jalan, kini naik ke podium pelantikan. Yang dulu teriak "kita butuh solidaritas", sekarang sibuk posting foto apel pagi dengan caption bijak: "Berubah dari dalam sistem." Jaga AKHLAK & MARWAH tepatnya.

Solidaritas berubah jadi struktur.
Perlawanan berubah jadi protokoler.
Dan open donasi? Jadi kenangan.

(Apoteker bukan Sound Engineer memastikan sound system tidak fals (Sumber: Dok. Pribadi/Subagiyo, Ahmad))
(Apoteker bukan Sound Engineer memastikan sound system tidak fals (Sumber: Dok. Pribadi/Subagiyo, Ahmad))

Kami Kangen Masa Itu

Masa ketika Rp5.000 bisa jadi simbol perlawanan.
Masa ketika saldo harian perjuangan diumumkan dengan rasa bangga.
Masa ketika kita percaya bahwa perubahan bisa dimulai dari rekening bersama.

Sekarang, setiap kali ada isu besar, yang muncul bukan semangat gotong-royong, tapi pertanyaan sinis:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun